Eropa Timbang Sanksi Energi Rusia, Harga Minyak Sentuh US$ 112/barel

Muhamad Fajar Riyandanu
21 Maret 2022, 18:49
harga minyak, uni eropa, sanksi energi, minyak dan gas
Pixabay
Uni Eropa mempertimbangkan kembali untuk menjatuhkan sanksi energi kepada Rusia atas invasi ke Ukraina.

Harga minyak kembali naik hingga ke level US$ 110 per barel. Brent berada di level US$ 112,82, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) di level US$ 109,50 setelah Uni Eropa kembali mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi energi kepada Rusia atas invasi ke Ukraina.

Sebelumnya harga minyak sempat turun hingga ke level US$ 95-an per barel seiring adanya pembicaraan damai antara Rusia dengan Ukraina. Menteri Luar Negeri Irlandia, Simon Coveney, mengatakan UE harus meningkatkan sanksi terhadap Rusia di sektor energi, khususnya minyak dan batu bara.

Advertisement

"Melihat sejauh mana kehancuran di Ukraina saat ini, sangat sulit untuk menyatakan kita tidak meningkatkan sanksi terhadap Rusia di sektor energi," kata Coveney seperti dikutip dari Reuters, Senin (21/3).

Beberapa waktu lalu, Uni Eropa telah memberlakukan sejumlah sanksi kepada Rusia, salah satunya dengan pembekuan asset bank sentral Rusia. Keinginan Eropa untuk meningkatkan sanksi kepada Rusia disebabkan oleh meningkatnya krisis kemanuasian yang terjadi di kota Pelabuhan Mariupol, Ukranina.

Negara-negara Baltik termasuk Lithuania menilai embargo di sekror energi sebagai langkah logis, sementara Jerman memperingatkan agar tidak bertindak terlalu cepat karena harga energi yang terlampau tinggi di Eropa.

"Tidak dapat dihindari kita mulai membicarakan sanksi terhadap Rusia di sektor energi, karena minyak adalah pendapatan terbesar bagi anggaran Rusia," kata Menteri Luar Negeri Lithuania, Gabrielius Landsbergis.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, tiba di Brussel pada hari Kamis (24/3) untuk menghadiri pertemuan puncak dengan 30 sekutu NATO, Uni Eropa, dan anggota G7 termasuk Jepang. Pertemuan tersebut digelar untuk memperkuat tanggapan Barat terhadap Moskow.

Dalam pembahasan tersebut, pilihan terberat yakni apakah Uni Eropa akan menargetkan minyak Rusia sebagai target sanksi seperti yang telah dilakukan Amerika Serikat (AS) dan Inggris, mengingat ketergantungan 27 negara Uni Eropa pada gas Rusia untuk energi.

Moskow sendiri telah memperingatkan bahwa sanksi Uni Eropa terhadap minyak Rusia dapat mendorongnya untuk menutup pipa gas ke Eropa. Untuk saat ini, 40% gas Uni Eropa berasal dari Rusia. Jerman menjadi salah satu negara yang paling bergantung. Simak databoks berikut:

Meski demikian, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan bahwa UE tidak dapat begitu saja lepas dari pasokan energi Rusia. "Terlalu banyak kilang di bagian timur dan barat Eropa masih sepenuhnya bergantung pada minyak Rusia dan bahkan lebih buruk dengan gas," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement