Penyaluran BBM Bersubsidi Ditaksir Lampaui Kuota 14% Sampai Akhir 2022

Muhamad Fajar Riyandanu
29 Maret 2022, 18:31
bbm bersubsidi, kementerian esdm
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nz
Sejumlah kendaraan mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Pertamina, Kuningan, Jakarta, Jumat (14/1/2022).

Kementerian ESDM memperkirakan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi seperti Pertalite dan solar hingga akhir tahun ini akan melebihi kuota (over quota) yang disiapkan pemerintah.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan kelebihan penyaluran Pertalite tahun ini bisa mencapai 26,5 juta kilo liter (KL) atau 15% di atas kuota 23,05 juta KL. Sedangkan solar 16 juta KL atau 14% di atas kuota 15,1 juta KL.

Menurut Tutuka, kelebihan penyaluran solar lantaran kuotanya tahun ini diturunkan 4,43% dari tahun lalu, serta asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%. “Diestimasikan pada akhir tahun akan over quota 14% atau 16 juta KL apabila pengendalian tidak berhasil,” ujarnya saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR. Selasa (29/3).

Adapun realisasi penyaluran solar subsidi sampai bulan Februari sebesar 2.9 juta kilo liter. Jumlah ini lebih tinggi 10% dari kuota year to date (ytd) pada Februari 2021.

Sementara pada Pertalite, realisasi penyalurannya hingga Februari 2022 telah mencapai 4,26 juta KL. Jumlah ini melebihi kuota bulan Februari secara ytd sebesar 18,5%. “Jika diestimasikan, maka pada akhir 2022 akan terjadi over quota sebesar 15% atau 26,5 juta KL dari kuota yang ditetapkan 23,05 juta kilo liter,” sambung Tutuka.

Pada kesempatan tersebut, Tutuka memaparkan bahwa kondisi penyaluran BBM dan LPG khususnya pada saat Bulan Ramadhan berada di posisi aman. Adapun bensin RON 88 atau Premiun diperkirakan aman secara secara stok 26 hari dengan 334.347 KL.

Sementara stok bensin RON 90 atau Pertalite cukup sampai 15 hari dengan 1.157.229 KL. Kemudian untuk Bensin Ron 92 atau Pertamax tahan sampai 26 hari dengan 927.137 KL. Sedangkan stok Bensin RON 95 tercatat aman hingga 56 hari dengan 47.969 KL.

Lebih lanjut, BBM jenis Solar CN 48 atau BioSolar memiliki stok sampai 23 hari dengan 1.900.922 KL, dan Solar CN 53 atau Dex 29.212 KL atau 23,4 hari.

Kemudian untuk BBM Kerosene dilaporkan memiliki stok sampai 73,536 atau 54 hari dan BBM jenis Avtur dilaporkan memiliki stok 39 hari atau 306.960 KL. “Sementara kondisi stok LPG ada 382.818 metrik ton (MT) yang setara dengan 16 hari,” sambung Tutuka.

Guna meminimalisir terjadinya kelangkaaan solar subsidi di pasaran, Ditjen Migas telah melakukan sejumlah upaya pengendalian penyaluran seperti membentuk Tim Gugus Tugas Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM.

Tim tersebut melakukan koordinasi dan pengawasan Bersama Ditjen Migas, BPH Migas, dan Pertamina di beberapa daerah yang terjadi antrean atau kelangkaan solar. “Kami juga meminta Pertamina untuk berkoordinasi dengan aparat dan Pemerintah Daerah," tukas Tutuka.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...