JP Morgan Pangkas Prospek Permintaan Minyak Dunia Tahun ini 1 Juta bph

Happy Fajrian
5 Mei 2022, 15:13
permintaan minyak dunia, harga minyak, jp morgan
Reuters/Katadata
JP Morgan pangkas proyeksi permintaan minyak dunia sebesar 1 juta barel per hari karena memburuknya prospek pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya ketegangan geopolitik antara Rusia dan negara-negara barat terkait kondisi di Ukraina.

JP Morgan menurunkan prospek permintaan minyak global untuk tahun ini sebesar 1 juta barel per hari (bph) seiring prospek pertumbuhan yang memburuk dan meningkatnya ketegangan geopolitik antara Rusia dan negara barat terkait perang Ukraina.

“Kami sekarang melihat total permintaan minyak rata-rata 100 juta bph, 400 ribu bph di bawah level 2019,” kata bank investasi global tersebut dalam catatan mingguan seperti dikutip dari Reuters pada Kamis (5/5).

Meski memproyeksi permintaan minyak yang lebih rendah, JP Morgan mempertahankan perkiraan harga minyak Brent di level US$ 114 per barel pada kuartal kedua tahun ini, dan US$ 104 per barel untuk tahun 2022.

Harga minyak terjebak pada kisaran US$ 100-110 per barel karena melemahnya permintaan global dan pelepasan cadangan strategis jumbo bahkan melampaui ekspektasi yang berkembang bahwa Eropa kemungkinan akan membatasi pembelian minyak dari Rusia.

“Dengan semua faktor ini yang saling meniadakan, kami masih memperkirakan pasar yang seimbang tahun ini,” kata JP Morgan.

Harga minyak melonjak sekitar US$ 5 per barel, membawa minyak mentah berjangka Brent ke level US$ 110,14 per barel, karena Uni Eropa, blok perdagangan terbesar di dunia, mengumumkan rencana untuk menghentikan impor minyak Rusia. Simak databoks berikut:

JP Morgan mencatat bahwa kemampuan Rusia untuk mengubah rute aliran minyaknya dapat menimbulkan risiko terhadap perkiraannya dan bahwa minyak mentah Rusia perlu didiskon agar Cina meningkatkan pembeliannya agar pasar global tetap cukup dipasok.

Mereka juga memperingatkan bahwa karena ketatnya pasar minyak, kehilangan tambahan satu juta barel per hari dapat mengakibatkan harga minyak melonjak US$ 18-35 per barel di atas target harganya.

Sebelumnya UE mengumumkan rencana untuk mengurangi impor minyak Rusia secara bertahap dalam enam bulan ke depan, dan sepenuhnya menghentikan impor produk minyak Rusia pada akhir tahun ini.

Rencana tersebut, jika disetujui oleh pemerintah negara anggota UE, akan menjadi tonggak bersejarah bagi blok yang mengimpor sebagian besar energinya dari Rusia.

Namun negara yang tetap bergantung pada energi Rusia harus menemukan pasokan alternatif. Ini tidak mudah di tengah ketatnya pasokan dunia saat ini. “Hongaria dan Slovakia ingin dikecualikan dari kewajiban mematuhi larangan tersebut,“ kata sumber yang mengetahui masalah ini seperti dikutip dari Reuters.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...