Rusia Rayakan Kejatuhan Boris Johnson: Badut Bodoh itu Telah Pergi

Happy Fajrian
7 Juli 2022, 22:09
boris johnson, rusia, inggris, putin
ANTARA FOTO/REUTERS/Toby Melville/Pool/foc/sad.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson berbicara dengan pemilik kios selama acara untuk mempromosikan bisnis Inggris, di Downing Street, London, Inggris, Senin (9/5/2022).

Rusia merayakan kejatuhan Boris Johnson yang mundur dari posisinya sebagai Perdana Menteri (PM) Inggris. Mereka menjuluki Johnson sebagai badut bodoh yang mendapatkan ganjarannya karena telah mempersenjatai Ukraina melawan Rusia.

Johnson memenangkan pemilihan elektoral pada 2019 sebelum memimpin Inggris keluar dari Uni Eropa. Dia mengumumkan pengunduran dirinya sebagai PM Inggris hari ini setelah ditinggalkan oleh para menterinya dan sebagian besar anggota parlemen konservatifnya karena serangkaian skandal.

Kremlin, sebutan pemerintah Rusia, juga mengatakan tidak menyukai Johnson. “Dia tidak menyukai kami, dan kami juga tidak menyukainya,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov sesaat sebelum Johnson mengumumkan pengunduran dirinya di Downing Street, seperti dikutip Reuters, Kamis (7/7).

Dalam pidatonya, Johnson mengumumkan bahwa dia mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif tetapi berencana untuk tetap menjabat sebagai perdana menteri sampai penggantinya dipilih. Johnson juga berbicara kepada rakyat Ukraina dan berjanji bahwa Inggris akan “terus mendukung perjuangan Anda untuk kebebasan selama yang dibutuhkan”.

Orang Rusia memiliki penilaian yang brutal terhadap Johnson, yang baru-baru ini mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa dia ingin berkuasa lebih lama daripada Margaret Thatcher. Thatcher merupakan perdana menteri Inggris dari 1979 hingga 1990 yang merupakan musuh dari Uni Soviet.

“Itu adalah akhir yang memalukan untuk badut bodoh yang hati nuraninya akan dirusak oleh puluhan ribu nyawa dalam konflik tidak masuk akal di Ukraina ini,” kata taipan Rusia Oleg Deripaska di Telegram.

“Badut itu pergi,” kata Vyacheslav Volodin, ketua majelis rendah parlemen Rusia. “Dia adalah salah satu ideolog utama perang melawan Rusia hingga Ukraina terakhir. Para pemimpin Eropa harus memikirkan ke mana arah kebijakan seperti itu.”

Bahkan sebelum Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi 24 Februari, Johnson telah berulang kali mengkritik Putin - menyebutnya sebagai pemimpin Kremlin yang kejam dan mungkin tidak rasional yang membahayakan dunia dengan ambisinya yang gila.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...