Penurunan Lifting Minyak Dinilai Tak Pengaruhi Pasokan BBM Nasional

Muhamad Fajar Riyandanu
18 Juli 2022, 12:32
lifting minyak, lifting migas, bbm
Pertamina Hulu Energi

Keputusan SKK Migas menurunkan proyeksi lifting minyak tahun ini dinilai sebagai hal yang realistis di tengah menipisnya cadangan minyak. Merosotnya proyeksi lifting minyak juga dinilai tidak akan berpengaruh pada menurunnya produksi BBM di tanah air.

"Penurunan ini realistis ya, karena kalau dilihat dari tren lifting minyak Indonesia atau semakin menurun dan pada tahun 2040 atau 2050 itu barangkali sudah habis," kata pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi kepada Katadata.co.id, Senin (18/7).

Fahmy menambahkan, penurunan proyeksi lifting minyak tidak akan berpengaruh pada produksi BBM. Menurutnya, produksi BBM akan terus menutupi kebutuhan masyarakat karena sebagaian besar bahan baku BBM berupa minyak mentah berasal dari pembelian dari luar negeri atau impor.

"Jadi ini dua hal berbeda, walaupun produksi minyak mentah dalam negeri turun, tapi untuk produksi BBM kan tidak semua menggunakan minyak mentah yang ditemukan di Indonesia. Karena sebagaian besar impor, hampir 1 juta bph," sambung Fahmy.

Pekan lalu, Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina, Nicke Widyawati menyampaikan perusahaan masih harus mengimpor 40% minyak mentah dan 36% produk BBM untuk menutupi konsumsi BBM di dalam negeri.

"Hari ini untuk crude itu 40% kita masih impor dan untuk produk itu 36% kita masih impor," kata Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dalam Economic Challenges Metro TV pada Selasa (12/7), malam.

Semenara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor minyak dan gas (migas) dan nonmigas tumbuh pesat pada Mei seiring dengan peningkatan musiman dalam aktivitas masyarakat dan bisnis. Impor migas naik 62,64% menjadi US$ 3,35 miliar dari tahun sebelumnya (yoy).

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan menyebut langkah pemerintah untuk menurunkan proyeksi lifting minyak merupakan hal yang wajar. Mamit menilai, hal tersebut disebabkan oleh lapangan minyak di Indonesia yang mayoritas sudah uzur.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...