Rusia Ancam Pangkas Lagi Pasokan, UE Siapkan Rencana Darurat Gas Baru
Komisi Eropa tengah menyiapkan rencana darurat baru yang akan mewajibkan negara-negara anggota Uni Eropa menghemat konsumsi gas. Hal ini seiring ancaman pemangkasan pasokan gas lebih besar oleh Rusia.
Perusahaan gas milik negara Rusia, Gazprom, dijadwalkan akan kembali mengalirkan gas ke Eropa setelah periode pemeliharaan rutin tahunan pipa Nord Stream 1 selama 10 hari rampung pada Kamis (21/7). Selama periode tersebut Eropa tak mendapat pasokan gas dari Rusia.
Sebelumnya pengiriman gas dari Rusia via rute tersebut sudah berkurang menjadi hanya sekitar 40% dari total kapasitas pengiriman normal harian yang mencapai 160 juta meter kubik (mcm).
Belum juga gas kembali mengalir, Presiden Rusia Vladimir Putin hari ini, Rabu (20/7), mengatakan bahwa kemungkinan volume pengiriman akan dipangkas lebih lanjut lantaran ada alat pompa pada Nord Stream 1 yang rusak dan akan diperbaiki pada 26 Juli mendatang.
Sementara pengiriman gas melalui rute lain, seperti Ukraina, juga turun sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari. Simak databoks berikut:
Gangguan ini telah menghambat upaya Eropa untuk mengisi kembali penyimpanan gas menjelang datangnya musim dingin. Ini meningkatkan potensi penjatahan energi dan jika Moskow memangkas lebih lanjut aliran gas maka akan menjadi pukulan telak bagi pertumbuhan ekonomi kawasan ini.
Rencana Komisi Eropa akan mendesak negara-negara untuk memangkas penggunaan gas. Proposal tersebut mengusulkan target sukarela bagi negara-negara untuk mengurangi konsumsi gas selama delapan bulan ke depan, yang dapat dibuat mengikat secara hukum dalam keadaan darurat.
Pejabat UE mengatakan target penghematan ditetapkan sekitar 10-15% yang akan membutuhkan persetujuan seluruh anggotanya. “Sangat penting untuk bertindak sekarang daripada menunggu untuk melihat apa yang terjadi pada aliran melalui Nord Stream 1 atau rute lainnya,” kata pejabat tersebut seperti dikutip Reuters, Rabu (20/7).
“Kami percaya bahwa gangguan penuh mungkin terjadi dan sangat mungkin terjadi jika kami tidak bertindak dan membiarkan diri kami rentan terhadapnya,” kata seorang pejabat Komisi Eropa. “Jika kita menunggu, biayanya akan lebih mahal dan itu berarti kita menari mengikuti irama Rusia.”
Politisi Eropa menuduh Rusia bermain politik dengan pasokan gasnya, menggunakan masalah teknis sebagai dalih untuk mengurangi pengiriman. Kremlin mengatakan Rusia tetap menjadi pemasok energi yang andal dan menyalahkan pengurangan aliran karena sanksi.