Pertamina Disarankan Tidak Ikut Lelang WK Migas Offshore, Kenapa?

Muhamad Fajar Riyandanu
21 Juli 2022, 17:34
pertamina, lelang migas, wk migas,
ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/hp.
Sebuah kapal berlabuh di sekitar stasiun terapung suplai minyak dan gas lepas pantai di perairan Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (11/11/2020).

Pemerintah mendorong Pertamina untuk ambil bagian dalam lelang Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi (WK Migas) Konvensional Tahap I Tahun 2022. Adapun lima dari enam lima WK Migas yang ditawarkan berada di daerah lepas pantai maupun laut dalam (offshore).

Namun Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas), Moshe Rizal, menyarankan agar Pertamina fokus saja pada pengembangan di sejumlah lapangan migas yang sudah mereka garap, diantaranya Blok Natuna, Blok Rokan, dan Blok Mahakam.

"Kalau untuk Pertamina, belum (bidding) dulu ya karena memang mereka masih fokus ke yang lain. Apalagi lapangan eksplorasi yang dilelang itu besar sekali biayanya," kata Moshe kepada Katadata.co.id, Kamis (21/7).

Dia menambahkan bahwa Pertamina akan selalu menjadi prioritas pemerintah untuk mengelola WK Migas baru. "Pemerintah akan selalu menawarkan pertama itu ke Pertamina karena memang diwajibkan BUMN dulu. kalau BUMN tidak mau ambil, baru ditawarkan ke pihak luar," ujarnya.

Namun saat ini Pertamina sudah memiliki tanggungjawab yang berat dengan menanggung produksi 60% migas nasional. Dengan tanggung jawab sebesar itu, Moshe menilai bahwa Pertamina juga harus menjalin kerjasama dengan perusahaan migas lainnya untuk menekan penurunan produksi migas.

Salah satu contohnya yakni di Blok Rokan akibat adanya gangguan yang tak direncanakan (unplanned shutdown). "Sebesar Blok Rokan itu gak bisa Pertamina mengelola sendiri. Kalau mau jumlah produksi naik ya harus berpartner, minimal bisa mengerem penurunan produksi," ujar Moshe.

Sebelumnya Direktur Jenderal (Dirjen) Migas, Tutuka Ariadji, penawaran pengembangan lapangan Migas kepada Pertamina ditujukan untuk mengejar target lifting minyak 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (bscfd) pada 2030.

"Pertamina kami dorong biar mereka ikut bidding yang lebih berani (offshore)," kata Tutuka saat ditemui wartawan di Kantor Kementerian ESDM pada Rabu (20/7).

Selain mendorong Pertamina agar ikut tender, Dirjen Migas juga berencana untuk memasifkan operasional dari Kerja Sama Operasi (KSO) Pertamina. Tutuka menyadari bahwa kondisi uzur di beberapa lapangan migas sangat berpengaruh terhadap capaian lifitng minyak maupun gas bumi di dalam negeri. "Nanti akan kelihatan hidup lagi KSO. Mudah-mudahan tahun depan hidup lagi. Jadi itu yang kami ubah," sambung Tutuka.

Katadata telah menghubungi pihak PT Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk menanyakan perluang mereka mengambil salah satu dari WK Migas yang ditawarkan. Namun, hingga naskah ini ditulis, PHE tak kunjung merespons pertanyaan yang diajukan.

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral kembali membuka Lelang Wilayah Kerja Migas Konvensional Tahap I Tahun 2022. Ada enam WK Migas yang ditawarkan pada lelang kali ini, yakni satu WK eksploitasi dan dua WK eksplorasi dengan mekanisme penawaran langsung, serta tiga WK Eksplorasi dengan mekanisme Lelang Reguler.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...