Sekjen PBB Serukan Pajak yang Lebih Tinggi Terhadap Perusahaan Migas

Happy Fajrian
4 Agustus 2022, 12:29
pbb, pajak, perusahaan migas, harga minyak, harga energi, chevron, shell, total, exxon
ANTARA FOTO/REUTERS/Saiyna Bashir
Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan agar perusahaan migas dikenakan pajak yang lebih besar atas keuntungan yang mereka terima dari lonjakan harga energi.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyerukan agar perusahaan minyak dan gas (migas) dikenakan pajak yang lebih besar atas keuntungan yang lebih besar yang mereka dapatkan dari lonjakan harga energi.

Ia menyebut keserakahan perusahaan migas saat ini sangat menjijikkan karena meraup keuntungan di balik penderitaan orang-orang paling rentan yang terdampak kenaikan harga energi dan bahan bakar, dan di saat yang sama terus memproduksi emisi karbon yang merusak.

“Tidak bermoral bagi perusahaan migas untuk mencetak rekor keuntungan dari krisis energi ini di belakang orang-orang dan komunitas termiskin, dengan biaya yang sangat besar bagi iklim,” ujar Guterres seperti dikutip Reuters, Kamis (4/8).

Dua perusahaan minyak terbesar Amerika Serikat (AS), Exxon Mobil dan Chevron Corp, kemudian Shell yang berbasis di Inggris dan TotalEnergies di Prancis secara keseluruhan menghasilkan keuntungan hampir US$ 51 miliar atau sekitar Rp 760 triliun pada kuartal terakhir.

Nilai tersebut hampir dua kali lipat apa yang mereka dapatkan pada periode yang sama tahun lalu. “Saya mendesak semua pemerintah mengenakan pajak atas keuntungan yang berlebihan ini, dan menggunakan dana tersebut untuk mendukung orang-orang yang paling rentan melalui masa-masa sulit ini,” kata Guterres.

“Dan saya mendesak orang di mana-mana untuk mengirim pesan yang jelas kepada industri bahan bakar fosil dan pemodal mereka: bahwa keserakahan yang mengerikan ini menghukum orang-orang yang paling miskin dan paling rentan, sambil menghancurkan satu-satunya rumah kita bersama,” katanya.

Politisi dan pendukung konsumen telah mengkritik perusahaan minyak karena memanfaatkan kekurangan pasokan global untuk menggemukkan keuntungan dan menipu konsumen.

Sementara Presiden AS Joe Biden juga mengecam lonjakan keuntungan yang dinikmati perusahaan migas saat ini. “Exxon dan yang lainnya menghasilkan lebih banyak uang daripada Tuhan di saat harga bahan bakar di AS melonjak ke rekor tertingginya," ujarnya Juni lalu terkait rekor laba bersih perusahaan migas.

Bulan lalu, Inggris meloloskan pajak tak terduga 25% untuk produsen minyak dan gas di Laut Utara. Anggota parlemen AS telah membahas ide serupa, meskipun menghadapi jalan panjang di Kongres.

Guterres mengatakan perang Rusia di Ukraina dan kerusakan iklim memicu krisis pangan, energi, dan keuangan global.

“Banyak negara berkembang - tenggelam dalam utang, tanpa akses ke keuangan, dan berjuang untuk pulih dari pandemi Covid-19 bisa melewati ambang batas,” katanya. “Kami sudah melihat tanda-tanda peringatan gelombang pergolakan ekonomi, sosial dan politik yang tidak akan membuat negara tidak tersentuh.”

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...