SKK Migas: Banyak Temuan Lapangan Gas Baru Namun Terkendala Pasar

Muhamad Fajar Riyandanu
29 Agustus 2022, 13:56
lapangan gas, skk migas, cadangan gas,
conradpetro.com
Ilustrasi fasilitas pengeboran migas lepas pantai.

SKK Migas melaporkan penemuan lapangan migas di Indonesia didominasi oleh sumber daya gas. Begitupula di Jawa Bali Nusa-Tenggara (Jabanusa), saat ini juga ditemukan cadangan baru dalam bentuk lapangan gas bumi.

Akan tetapi, beberapa proyek pengembangan lapangan tersebut tertunda lantaran belum adanya kepastian pasar atau buyer yang akan menyerap potensi produksi gas bumi tersebut.

Guna mengatasi hal tersebut, Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan perlu dilakukan sinergi untuk mendapatkan solusi bersama terkait dengan adanya ekses produksi gas dari tercapainya target penyerapan gas sesuai perjanjian jual beli gas (PJBG).

Dalam waktu dekat, proyek Jambaran Tiung Biru (JBT) Bojonegoro akan segera beroperasi di Jawa Timur. Sementara dalam jangka panjang, seiring pelaksaaan plan of development (POD) proyek hulu migas di Jabanusa, surplus gas di Jawa Timur akan semakin besar.

Proyek Jambaran Tiung Biru yang diharapkan dapat segera berkontribusi untuk lifting nasional juga mengalami keterlambatan on stream. Penyebab utamanya adalah kendala finansial yang dialami oleh kontraktor yang membangun fasilitas.

“Yang harus dipikirkan juga adalah bagaimana bisa meningkatkan pemanfaatan gas bumi nasional di Jawa Timur dan Jawa Tengah, agar nilai tambah yang dihasilkan menjadi lebih besar dan mampu memberikan dampak positif berganda bagi tumbuhnya industri penunjang di kedua provinsi tersebut,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (29/8).

Dia juga meminta seluruh pemangku kepentingan di daerah Jabanusa untuk mendukung kegiatan operasi hulu migas di kawasan tersebut demi mengejar target lifting.

Dua proyek Migas di Provinsi Jawa Timur, yaitu Blok Cepu yang dioperasikan oleh Mobil Cepu Ltd (MC) dan proyek Jambaran Tiung Biru yang dikerjakan oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC).

Blok Cepu saat ini menjadi produsen minyak terbesar secara nasional dengan kontribusi mencapai 28% dari total produksi nasional. Namun sayangnya, tahun ini produksi dari Blok Cepu merosot karena penurunan produksi alamiah dan beberapa kendala teknis yang menghambat operasi.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...