Rusia Setop Kirim Gas, Negara Eropa Bersiap Krisis Energi Memburuk

Happy Fajrian
5 September 2022, 10:17
gas rusia, gas alam, eropa, uni eropa, krisis energi
Pixabay
Bendera negara-negara Uni Eropa.

Ketakutan negara-negara Eropa bahwa Rusia akan mematikan aliran gas alam melalui jalur pipa Nord Stream 1 untuk seterusnya pasca selesainya perawatan di luar jadwal selama tiga hari, menjadi kenyataan. Kawasan ini bersiap untuk menghadapi krisis energi yang memburuk.

Jalur Nord Stream 1 yang mengalirkan sepertiga dari total ekspor gas Rusia ke Eropa menjalani perawatan di luar jadwal selama tiga hari pada 31 Agustus hingga 3 September 2022. Namun pada Sabtu ketika perawatan tersebut dijadwalkan rampung, Rusia menyatakan telah menemukan kerusakan baru.

Sehingga, aliran gas akan terus dimatikan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Sebelumnya pasokan gas jalur Nord Stream 1 telah dipangkas hingga hanya mengalirkan 20% dari total kapasitas penuhnya yang membuat harga gas di kawasan itu meroket hingga lebih dari 400%.

Sebelum perawatan pada 31 Agustus 2022, harga gas Eropa telah meroket hingga setara dengan US$ 450 per barel minyak mentah. Eropa pun menuding Rusia telah menggunakan pasokan gas sebagai senjata ekonomi dalam perang dengan Ukraina yang berujung sanksi dari negara-negara barat.

“Tapi setelah Rusia membatalkan tenggat waktu Sabtu untuk melanjutkan pengiriman, karena telah menemukan kerusakan baru selama pemeliharaan, harga kemungkinan akan melonjak lagi,” kata para analis seperti dikutip Reuters, Senin (5/9).

“Pada Jumat pasar sudah memperkirakan aliran Nord Stream 1 (NS1) akan kembali,” kata analis gas Energy Aspects Leon Izbicki. “Kami mengharapkan pembukaan TTF yang lebih kuat secara signifikan pada hari Senin.”

Melonjaknya biaya listrik terkait dengan melonjaknya harga gas telah memaksa beberapa industri yang intensitas energinya tinggi, termasuk produsen pupuk dan aluminium, mengurangi produksi, dan membuat pemerintah Eropa menggelontorkan miliaran euro untuk membantu rumah tangga.

“Dampak dari pemotongan terbaru akan tergantung pada kemampuan Eropa untuk menarik gas dari sumber lain,” kata Jacob Mandel, analis komoditas di Aurora Energy Research. “Pasokan sulit didapat, dan semakin sulit untuk mengganti setiap bagian gas yang tidak berasal dari Rusia”.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan pada hari Minggu (4/9) bahwa negaranya telah mempersiapkan penghentian total pengiriman gas dari Jerman.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...