Listrik PLTU Masih Dominan, Kompor Listrik Dinilai Bukan Energi Bersih

Muhamad Fajar Riyandanu
21 September 2022, 10:44
kompor listrik, kompor induksi, konversi lpg, energi bersih, pltu, listrik, batu bara
Olga Yastremska/123RF
Ilustrasi kompor listrik.

Program konversi kompor elpiji menjadi kompor induksi tak bisa disebut sebagai upaya mengurangi ketergantungan energi fosil sembari memperbanyak penggunaan energi bersih.

Direktur Center for Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, meski di sektor hilir para konsumen menggunakan kompor induksi, sebanyak 70% produksi listrik PLN masih berasal dari batu bara dan pembangkit diesel.

"Kalau pemakaian kompor listrik ini makin banyak, maka konsumsi listriknya meningkat dan batu bara yang dibakar di PLTU akan makin meningkat. Jadi itu mesti ditangani oleh pemerintah," kata Bhima kepada Katadata.co.id, Selasa (20/9).

Adapun PLN membutuhkan tambahan pasokan batu bara untuk pembangkitan listrik seiring meningkatnya konsumsi listrik hingga mencapai 5,3 terawatt jam (TWh). Pada tahun ini, PLN membutuhkan tambahan pasokan batu bara sebanyak 7,7 juta ton.

Lebih lanjut, Bhima mengatakan, klaim kompor induksi yang ramah lingkungan hanya bisa dicapai dari sumber energi listrik yang berasal dari energi terbarukan. Simak databoks berikut:

Selain itu, pemerintah juga diharapkan untuk segera menghentikan produksi listrik dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara maupun pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) berbahan bakar solar.

"Jadi kalau mau dorong kompor listrik maka di hulunya PLTU batu bara mesti dipensiunkan lebih cepat dan diganti dengan energi terbarukan supaya bersih di hulu dan bersih di hilir," ujar Bhima.

Hal serupa juga dikatakan oleh Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Abra Talattov. Dia sepakat bahwa kompor induksi tik bisa diklaim sebagai konsumsi energi yang lebih bersih dari kompor elpiji.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...