Luhut: Pembengkakan Biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung Sudah Dilunasi

Muhamad Fajar Riyandanu
28 Oktober 2022, 16:52
kereta cepat jakarta bandung, luhut
Dok. PT KAI
Sarana Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

Biaya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung membengkak menjadi US$ 8 miliar atau setara Rp 114,24 triliun, bertambah US$ 1,9 miliar dari rencana awal sebesar US$ 6,07 miliar. China Development Bank (CDB) meminta Pemerintah Indonesia diminta untuk menanggung pembengkakan biaya tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Investasi dan Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan pembengkakan biaya pada proyek tersebut sudah dilunasi oleh pemerintah. Adapun penambahan biaya itu ditujukan untuk menutup pembengkakan biaya pengerjaan akibat kerusakan tanah pada lajur kereta cepat.

"Kereta cepat saya kira pembengkakan biayanya sudah diselesaikan. Sebenarnya pembengkakan biaya itu banyak akibat kerusakan tanah, tapi saya kira sekarang sudah selesai," kata Luhut di Jakarta pada Jumat (28/10).

Pembengkakan biaya proyek yang pada awalnya ditarget rampung pada 2019 namun kemungkinan baru selesai pada pertengahan 2023 ini membuat pemerintah kembali mengucurkan dana lagi melalui penyertaan modal negara (PMN).

Badan Anggaran DPR mengatakan penambahan dana tersebut berkisar antara Rp 2,6-3,1 triliun. Nantinya, jalur kereta cepat akan membentang dari Stasiun Halim-Stasiun Karawang-Stasiun Padalarang-hingga Depo Tegalluar.

Duta Besar Cina untuk Indonesia, Lu Kang, mengatakan keterlambatan dalam pengerjaan proyek patungan atau Joint Venture (JV) merupakan hal sering kali terjadi, terutama pada proyek besar yang dikerjakan secara bilateral antar dua negara.

"Semua bekerja dan berpartisipasi dengan baik, terlepas dari semua kesulitan seperti Pandemi Covid-19, dan masalah geopolitik. Jadi saya pikir itu terjadi di semua jenis Proyek, terutama usaha patungan, kadang-kadang akan ada masalah di sana-sini," kata Lu Kang saat ditemui di forum yang sama.

Lu Kang menyampaikan, progres proyek kereta cepat sudah berjalan pada trek yang mulus setelah beragam hambatan diselesaikan oleh dua negara. Bahkan, Presiden Joko Widodo dan Presiden Cina, Xi Jinping, dijadwalkan meninjau proyek pembangunan KCJB pada November 2022 atau saat berlangsungnya KTT G20.

"Selama ini, setiap masalah diselesaikan melalui diskusi bilateral yang setara dan saling menghormati," ujar Lu Kang.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...