Pendirian Organisasi Mirip OPEC untuk Nikel Dinilai akan Untungkan RI

Muhamad Fajar Riyandanu
17 November 2022, 19:49
nikel, opec, bahlil,
Katadata / Wahyu Dwi Jayanto
Ilustrasi tambang nikel.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia melempar wacana untuk mendirikan organisasi negara-negara penghasil nikel layaknya organisasi negara penghasil minyak, The Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).

Peneliti Alpha Research Database, Ferdy Hasiman berharap bahwa pernyataan yang diutarakan oleh Bahlil pada saat melakukan pertemuan dengan Menteri Perdagangan Internasional, Promosi Ekspor, Usaha Kecil dan Pembangunan Ekonomi Kanada, Mary Ng, di sela KTT G20 pada 15 November lalu bisa segera direalisasikan.

Dia menilai langkah Indonesia untuk menjadi inisiator pendirian organisasi negara penghasil nikel dunia bisa berdampak positif bagi pengelolaan bisnis pertambangan nasional. Selain itu, tergabungnya Indonesia di dalam organisasi tersebut bisa menjadi peluang untuk menaruh kendali atas harga nikel global.

"Kalau Indonesia tergabung di dalam organisasi itu, untungnya besar karena organisasi itu bisa menentukan harga nikel global," ujar Ferdy kepada Katadata.co.id, Kamis (17/11).

Kendati demikian, Ferdy menyebut agar pemerintah melakukan kajian terlebih dulu sebelum mengambil langkah lebih lanjut. Kemudian menyiapkan infrastruktur industri pendukung berupa memperbanyak pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel di dalam negeri dan memperkuat infrstruktur logistik untuk keperluan ekspor.

"Jangan sampai seperti OPEC dulu, kita dulu terlalu semangat masuk ke dalam negara-negara penghasil minyak, tapi minyak kita tergerus paling banyak dan kita jadi negara yang ke luar lebih cepat," tutur Ferdy.

Untuk merealisasikan hal tersebut, pemerintah diharap bisa merangkul Australia, Filipina, dan Rusia agar masuk ke dalam organisasi tersebut. Alasannya, ketiga negara itu merupakan negara produsen nikel tersebesar dunia.

"Kalau benar pemerintah mau membentuk organisasi negara penghasil nikel, tentu harus ada Filipina, Australia dan Rusia di dalamnya, karena mereka produsen nikel terbesar dunia," kata Ferdy.

Menurut data badan survei geologis Amerika Serikat (AS) atau US Geological Survey, produksi nikel Tanah Air mencapai 1 juta metrik ton pada 2021 atau menyumbang 37,04% nikel dunia.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...