Larangan Ekspor Tembaga Paksa Pengusaha Tambang Bangun Smelter

Happy Fajrian
16 Januari 2023, 17:15
tembaga, larangan ekspor tembaga, smelter
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Area pengolahan mineral PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Papua.

Pemerintah berencana melarang ekspor tembaga untuk mendorong hilirisasi seiring dengan suksesnya kebijakan yang sama dengan komoditas nikel.

Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi meyakini larangan ekspor tembaga akan dapat mendorong pengusaha tambang untuk segera membangun industri pengolahan dan pemurnian mineral atau smelter tembaga di dalam negeri.

Menurut Fahmy, ketika larangan ekspor diterapkan, pengusaha dipastikan tidak ingin merugi sehingga mereka mau tidak mau akan mengusahakan untuk membangun smelter atau fasilitas pemurnian.

“Begitu (ekspor) dilarang, maka bermunculan pengusaha atau investor yang bergerak di bidang hilirisasi terutama yang akan diusahakan para perusahaan tambang. Sebab kalau larangan diterapkan, mereka pasti tidak mau rugi, mau tidak mau dipaksa untuk mengusahakan smelter,” ujarnya, Senin (16/1).

Fahmy menuturkan keyakinan tersebut didasarkan pada kasus larangan ekspor bijih nikel yang diterapkan sejak awal 2020. Bahkan, melalui kebijakan hilirisasi tersebut, nilai ekspor nikel tumbuh berkali lipat dari hanya sekitar US$ 3 miliar pada 2017-2018 menjadi US$ 20,9 miliar pada 2021. “Saya kira pengalaman di nikel sudah terbukti,” ujarnya.

Potensi Kalah Jika Digugat di WTO

Fahmy juga menilai keputusan Jokowi untuk melarang ekspor mineral mentah, mulai dari nikel, dan akan berlanjut pada bauksit dan komoditas lainnya termasuk tembaga, merupakan langkah berani, tepat dan strategis dilakukan.

Ia mengatakan meski Presiden Jokowi tahu betul akan kalah jika nantinya kembali digugat ke WTO soal larangan ekspor, namun langkah tersebut justru tetap dilakukan untuk bisa segera mendorong penciptaan nilai tambah atas kekayaan mineral Indonesia.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...