Smelter PT GNI Morowali Olah 21 Juta Ton Bijih Nikel, Diekspor ke Cina

Happy Fajrian
17 Januari 2023, 13:12
smelter nikel, pt gni, nikel, ekspor nikel
ANTARA FOTO/Jojon/aww.
Seorang TKA berjalan di area tungku pembakaran nikel di salah satu perusahaan smelter di Kecamatan Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara, Jumat (9/9/2022).

PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) tengah mendapat sorotan tajam setelah dua insiden besar yang mengakibatkan jatuhnya korban tewas. Pertama kebakaran di area smelter pada 22 Desember 2022, dan bentrok antar pekerja pada 14 Januari 2023.

Dua pekerja asal Indonesia menjadi korban tewas pada kebakaran di area smelter PT GNI pada akhir tahun 2022, yakni I Made Defri Hari Jonathan dan Nirwana Selle. Sedangkan pada bentrok akhir pekan lalu satu pekerja Indonesia dan satu pekerja asing asal Cina menjadi korban.

Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PKS, Mulyanto, mendesak agar izin PT GNI dicabut setelah dua insiden berdarah tersebut. Menurutnya, bentrok antar karyawan itu bisa jadi dipicu oleh masalah mendasar dan bukan semata-mata karena salah paham antarkelompok pekerja.

"Apalagi bentrok ini terjadi setelah terjadi insiden kebakaran dan mogok kerja pegawai," ujar Mulyanto, Senin (16/1). Dia mendesak agar pemerintah mencabut izin operasi smelter PT GNI dan mengaudit teknologi serta aspek kesejahteraan dan keselamatan (K3) smelter.

Smelter PT GNI merupakan bagian dari program hilirisasi nikel di dalam negeri dengan nilai investasi jumbo, mencapai Rp 42,9 triliun. Smelter ini turut berkontribusi mengerek nilai ekspor nikel Indonesia dari hanya sekitar US$ 3 miliar pada 2017-2018 menjadi US$ 20,95 miliar pada 2021 dan diproyeksi US$ 28,2 miliar pada 2022.

PT GNI mengoperasikan 24-line smelter berteknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang mampu mengolah 21,6 juta ton bijih nikel per tahun. Kapasitas produksi smelter ini adalah 1,8 juta ton per tahun feronikel atau nickel pig iron (NPI) dengan kadar nikel 10-12%.

Adapun hasil produk olahan nikel diekspor ke Cina. PT GNI melakukan ekspor perdana NPI sebesar 13.650 ton ke Negeri Panda pada 20 Januari 2022 senilai US$ 23 juta. Direktur Operasional PT GNI, Tony Zhou Yuan, menyebut NPI tersebut merupakan hasil olahan tiga tungku smelter yang telah beroperasi.

“Kami berharap, dengan dilakukannya pengapalan perdana feronikel tersebut, akan mendongkrak devisa negara di sektor pajak, yang tentunya juga nantinya akan berimbas bagi keuntungan di daerah,” kata Tony dalam siaran pers perusahaan, Kamis (20/1).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...