Pakar: Hilirisasi Mineral Kunci Membangun Ekosistem Kendaraan Listrik

Muhamad Fajar Riyandanu
25 Januari 2023, 15:43
hilirisasi, mineral, kendaraan listrik,
Wahyu Dwi Jayanti | KATADATA
Suasana pabrik pemurni tembaga PT Smelting, Gresik, Jawa Timur, Kamis (20/6/2019).

Kebijakan larangan ekspor tembaga yang bakal aktif pada pertengahan tahun ini dinilai bisa mengikuti klaim keberhasilan pemerintah dalam proyek hilirisasi bijih nikel.

Perluasan larangan ekspor mineral mentah itu disebut dapat mempercepat program hilirisasi nikel yang berbasis pada pengembangan baterai kendaraan listrik.

Advertisement

Direktur Eksekutif Energy Watch, Daymas Arrangga, beranggapan bahwa penciptaan ekosistem baterai maupun kendaraan listrik di Indonesia juga perlu didukung oleh penyediaan bahan baku komponen penunjang seperti kabel dan transmisi listrik yang umunya diproduksi dari mineral bauksit dan tembaga.

"Sulit melihat bahwa satu industri akan maju sendirian. Ekosistem baterai gak mungkin bertahan sendiri, pasti butuh penunjang seperti transmisi dan perkabelan. Bahan baku untuk produksi barang penunjang itu juga harus ada," kata Daymas kepada Katadata.co.id, Rabu (25/1).

Perluasan proyek hilirisasi juga dilihat sebagai peluang Indonesia untuk mengeruk keuntungan di tengah tren transisi energi. Khususnya pada komoditas mineral tembaga yang kerap diolah menjadi produk lanjutan berupa fasilitas jaringan distribusi listrik.

Kementerian ESDM mencatat, saat masih menjadi bijih, tembaga cuma berada di harga US$ 4,36 per ton. Harga jualnya akan naik menjadi US$ 1.365 per ton jika diolah menjadi konsentrat tembaga.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement