ESDM: Empat Smelter Eksisting Mampu Serap Bauksit Saat Ekspor Dilarang

Muhamad Fajar Riyandanu
8 Maret 2023, 14:26
bauksit, larangan ekspor bauksit, smelter, esdm
ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/nz.

Kementerian ESDM meminta para pelaku usaha pertambangan bauksit agar tak mencemaskan hasil produksi tak terserap lantaran belum memiliki fasilitas pengolahan mineral (smelter). Hal ini jelang larangan ekspor yang dipastikan berjalan pada Juni 2023.

Sembari menunggu penambahan pabrik pemurnian secara bertahap, pemerintah menjamin produksi bauksit tahunan mampu terserap seluruhnya oleh empat fasilitas pemurnian yang ada.

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara (Minerba), Irwandy Arif, menyampaikan bahwa total serapan bauksit dari empat smelter yang ada saat ini mencapai 13,9 juta ton dengan keluaran 4,3 juta ton alumina.

Kapasitas input ini diklaim mampu menyerap seluruh produksi bauksit domestik secara menyeluruh. Irwandy pun meminta agar para produsen bauksit menyetorkan hasil tambang mereka kepada empat perusahaan yang telah memiliki smelter pribadi.

Empat perusahaan itu yakni PT Indonesia Chemical Alumina, PT Bintan Alumina Indonesia, PT Well Harvest Winning Alumina Refinery Line-1 dan PT Well Harvest Winning Alumina Refinery Line-2.

"Penambang tidak usah khawatir, kalau tidak bisa mengekspor, mereka bisa menjual kepada empat perusahaan yang sudah mendirikan pabrik pengolahan yang sudah beroperasi, persoalan ini sangat sederhana," ujarnya saat menjadi pembicara pada diskusi Peningkatan Kapasitas Media Sektor Minerba di Hotel Ashley Jakarta pada Rabu (8/3).

Pada kesempatan tersebut, Irwandy juga menyampaikan ada delapan pabrik pengolahan bauksit yang masih dalam tahap konstruksi. Kedelapan pabrik pemurnian itu ditaksir sanggup mengolah 23,88 juta ton bijih bauksit menjadi 8,98 juta ton alumina secara tahunan.

Delapan pabrik pemurnian tersebut adalah milik PT Borneo Alumina Indonesia dengan kemajuan proyek 23,67%, PT Dinamika Sejahtera Mandiri 58,55%, PT Persada Pratama Cemerlang 52,61%, dan PT Sumber Bumi Marau dengan 50,05%,

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...