Alasan Smelter Nikel RKEF Dibatasi: Suplai Feronikel Sudah Berlebih

Muhamad Fajar Riyandanu
8 Maret 2023, 19:47
smelter nikel, feronikel, npi
ANTARA FOTO/Jojon/aww.
Aktivitas tungku smelter nikel di PT VDNI di kawasan industri di Kecamatan Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara, Jumat (9/9/2022).

Pemerintah makin serius untuk membatasi pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) nikel berteknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF). Langkah ini seiring berlebihnya produksi nickel pig iron (NPI) atau feronikel yang menyebabkan harganya makin tertekan.

Pembahasan moratorium pengadaan smelter RKEF kini telah menjadi pengkajian khusus di bawah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara (Minerba), Irwandy Arif, menyampaikan laju produksi NPI saat ini meningkatkan konsumsi bijih nikel yang signifikan untuk memeroleh bijih nikel saprolit kadar tinggi 1,5%-3%.

Komoditas nikel mentah jenis ini biasanya diolah untuk menghasilkan NPI dan feronikel sebagai bahan baku komoditas besi dan baja anti karat.

Irwandy menjelaskan, serapan bijih nikel untuk memproduksi NPI dan feronikel saat ini mencapai 100 juga hingga 160 juta ton per tahun. Besaran ini akan bengkak menjadi 450 juta ton per tahun jika pembangunan smelter RKEF masih diteruskan. Di sisi lain, cadangan bijih nikel Indonesia hanya 5,2 miliar ton.

"Perlu pembatasan penambahan investasi smelter NPI dan pengembangan pasar dan industri domestik barang besi dan baja anti karat untuk menyerap NPI dan feronikel," kata Irwandy saat menjadi pembicara pada diskusi Peningkatan Kapasitas Media Sektor Minerba di Hotel Ashley Jakarta pada Rabu (8/3).

Dia menilai, pemerintah perlu meningkatkan eksplorasi untuk cadangan nikel, khususnya pada bijih nikel saprolit. Alasannya, tanpa upaya eksplorasi dan penemuan cadangan baru maka pasokan suplai bijih nikel dalam negeri terancam.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...