Said Didu Sebut Harga Pertamax Rp 10.000, Pertamina: Masih Kami Review

Muhamad Fajar Riyandanu
26 Mei 2023, 18:20
pertamax, harga pertamax, pertamina, harga minyak
ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/tom.
Petugas mengisi BBM jenis Pertamax kepada konsumen pengguna roda empat.

PT Pertamina terus memantau pergerakan harga minyak mentah dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebelum memutuskan untuk mengubah harga jual BBM, terutama jenis non-subsidi seperti Pertamax.

Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, menyampaikan penyesuaian harga BBM non-subsidi mengacu pada formulasi yang tertuang di Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 62 Tahun 2020.

"(Harga Pertamax) masih kami review, melihat beberapa trend baik harga minyak mentah, MOPS, kurs," kata Irto kepada Katadata.co.id, Jumat (26/5).

Sebelumnya, Mantan Sekretaris Kementerian BUMN periode 2005-2010, Muhammad Said Didu, mengkritik kebijakan harga BBM pemerintah. Menurutnya, dengan tren harga minyak yang terus turun saat ini, harga BBM harusnya bisa ikut diturunkan.

Melalui unggahan di akun Twitternya @msaid_didu, Ia menuding pemerintah telah memeras rakyat Indonesia dengan tidak menurunkan harga BBM mengikuti harga minyak dan pelemahan nilai tukar dolar AS. Ia menilai harga BBM RON 92 atau Pertamax saat ini seharusnya Rp 10.000 per liter.

“Bapak Menteri ESDM, Bpk Menteri BUMN Erick Thohir, dan Ibu Dirut Pertamina yth, mohon perkenan berhenti memeras rakyat dengan tidak menurunkan harga BBM padahal penurunan harga minyak dunia plus pelemahan dolar AS sudah sekitar 30% sejak BBM dinaikkan,” ujarnya, dikutip Jumat (26/5).

Sebagai informasi, pemerintah beberapa kali melakukan penyesuaian harga BBM sepanjang 2022 seiring dengan lonjakan harga minyak yang sempat mencapai rekor US$ 123,7 per barel untuk West Texas Intermediate (WTI) dan US$ 127,98 untuk Brent. Lonjakan harga minyak salah satunya dipicu perang Rusia dan Ukraina.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...