Pertamina Raih Utang Rp 46 T, Buat Kilang Balikpapan Ramah Lingkungan
Pertamina (Persero) telah mendapatkan dukungan pendanaan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan senilai US$ 3,1 miliar atau sekitar Rp 46 triliun. Pendanaan ini akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan kilang Balikpapan dan membuatnya lebih ramah lingkungan.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengungkapkan bahwa Proyek RDMP Balikpapan akan menjadi kilang modern ramah lingkungan karena dapat menurunkan emisi karbon dari efisiensi energi operasi serta produk yang akan dihasilkannya.
“Kilang Balikpapan nantinya bisa memproses hampir semua jenis crude, daya proses lebih canggih, sehingga bisa mencari crude lebih efisien dan murah, karena bisa untuk crude sulfur tinggi. Kualitas produk yang kita hasilkan meningkat dari euro 2 ke euro 5,” kata Nicke dalam siaran pers, dikutip Senin (26/6).
Menurut Nicke upaya Pertamina untuk menuntaskan RDMP Balikpapan tak terhalang oleh Pandemi Covid-19 yang telah mewabah sejak 2020. Proses pengerjaan kilang terus berjalan dan hingga saat ini telah mencapai kemajuan 74% dengan tetap mengedepankan keamanan dan keselamatan.
Dia menyebutkan bahwa pembangunan kilang Balikpapan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi karena pengerjaan proyek ini berdampingan dengan kilang existing yang masih beroperasi.
“Ini ibarat seperti membuat gerbong baru, saat kereta yang sama sedang berlari kencang dan kemudian gerbong baru ini nanti digabungkan dengan gerbong yang sudah ada, itulah tantangannya dan kita bisa mengerjakannya,” ungkap Nicke.
Tantangan lainnya juga terdapat pada penggunaan equipment yang berkapasitas besar dan berat, seperti Residue Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Disengager/Stripper dan Regenerator dengan total berat keseluruhan sekitar 3.100 ton yang pemasangannya menggunakan Giant Rigger Crane yang didatangkan dari Belgia.
Peralatan tersebut memiliki sistem regenerasi bertahap (multistage regeneration), yaitu sebuah metode terbaru yang digunakan pada unit RFCC untuk dapat mengolah residu (bottom product) menjadi produk BBM yang bernilai ekonomis tinggi dan ramah lingkungan, sehingga dapat meningkatkan keekonomian/margin kilang.
“Tidak ada di dunia ini pembangunan proyek berdampingan seperti ini. Kita tetap mengoperasikan kilang, agar kita tetap dapat menjaga ketahanan energi dan suplai BBM tersedia cukup, supaya tidak impor,” ujar Nicke.
Nicke berharap, setelah proyek ini selesai, Kilang Balikpapan akan menjadi kilang modern yang Indonesia miliki, yang bisa menghasilkan produk berkualitas tinggi serta ramah lingkungan, sehingga peta jalan transisi energi nasional bisa terwujud.
Saat proyek tersebut selesai, diproyeksikan dapat menghemat current account sebesar US$ 2.5 miliar per tahun baik dari produk BBM, LPG, maupun petrochemical.
Proyek ini juga membawa multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi daerah, karena melibatkan perusahaan daerah, menyerap tenaga kerja lokal, serta Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang ditargetkan 30-35%.
Sebagai informasi Pertamina melalui Sub Holding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) pada Jumat 23 Juni 2023 telah menyelenggarakan Closing Ceremony Project Financing RDMP Balikpapan.
Pendanaan pembangunan proyek ini mendapatkan kepercayaan serta dukungan dari 4 Export Credit Agency dan 22 kreditur komersial yang nilainya mencapai US$ 3,1 miliar atau lebih dari Rp 46 triliun yang akan disalurkan kepada PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB).
Wakil Menteri BUMN 1, Pahala Nugraha Mansury menyampaikan sektor energi merupakan elemen yang sangat penting untuk perkembangan ekonomi, karena tidak ada aktivitas dapat terjadi tanpa dukungan energi.
"Keberhasilan pembiayaan Proyek RDMP Kilang Balikpapan ini tentunya merupakan suatu prestasi untuk Pertamina, KPI dan KPB. Ini merupakan project financing yang terbesar di Indonesia sampai dengan saat ini, bahkan komitmen yang disampaikan kreditur mengalami over-subscribe hingga 42%,“ ujarnya.
Capaian tersebut tambah Pahala, membuktikan bahwa Pertamina dinilai sebagai perusahaan energi global yang terpercaya dan memperlihatkan betapa besar serta strategisnya proyek ini.
“Oleh karena itulah, kita percaya kemampuan Pertamina untuk menyelesaikan proyek RDMP Balikpapan dapat meningkatkan produksi dari 260 barel per hari menjadi 360 ribu barel. Ini sangat penting bagi kami dan bagi Indonesia,” ujar Pahala.