Pandemi Covid-19 Memicu Empat Perubahan Besar Perilaku Konsumen

Cahya Puteri Abdi Rabbi
23 Maret 2021, 19:40
perilaku konsumen, pandemi covid 19, inovasi
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
Suasana salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (18/2/2021), yang tampak sepi. Pandemi menyebabkan banyak perubahan pada perilaku dan kebutuhan konsumen.

Pandemi Covid-19 menimbulkan beberapa perubahan pada perilaku konsumen. Hal ini disebabkan karena terbatasnya mobilitas masyarakat untuk melakukan kegiatan yang biasa dilakukan sebelum pandemi.

Marketing Expert Inventure Consulting , Youswohady memaparkan empat perubahan besar perilaku konsumen atau Megashift Consumer Behaviour yang terjadi selama pandemi Covid-19. Menurutnya perubahan perilaku konsumen adalah sebuah keniscayaan.

Advertisement

"Covid-19 telah memaksa terjadinya Consumer Megashifts 10X10, di mana perubahan perilaku konsumen menjadi 10 kali lebih besar dan dengan laju 10 kali lebih cepat. Dengan demikian, setiap perusahaan menghadapi a whole new world," ujarnya dalam acara IDE Katadata 2021 kerja sama dengan East Ventures, Selasa (23/3).

Hal ini seiring dengan adanya gaya hidup, preferensi, prioritas, dan pola pengambilan keputusan pembelian konsumen yang sama sekali baru; dan akhirnya memaksa perusahaan melahirkan pola baru pula dalam memasarkan produk-produknya.

Perubahan pertama, stay at home lifestyle. Sejak pandemi satu tahun lalu, muncul gaya hidup baru di masyarakat, dimana mereka melakukan segala aktivitasnya dari rumah, mulai dari bekerja, belajar, sampai beribadah.

“Jadi kalau biasanya orang tua dan anak baru akan bertemu pada malam hari setelah menyelesaikan kegiatan masing-masing di luar rumah, di masa pandemi ini setiap saat orang tua dan anak bisa ketemu,”

Kebiasaan baru ini memunculkan dampak positif berupa semakin eratnya jalinan antaranggota keluarga. Setelah beradaptasi dengan stay at home lifestyle, antaranggota keluarga mulai membangun rasa kebersamaan.

Kedua, back to the bottom of the pyramid. Perubahan ini mengacu kepada piramida Maslow di mana kebutuhan konsumen bergeser dari “puncak piramida” yaitu aktualisasi diri ke “dasar piramida” yaitu kebutuhan fisiologis seperti makan dan kesehatan.

“Kebutuhan masyarakat saat ini kembali menjadi kebutuhan dasar, makan-minum, kesehatan menjadi penting sekali karena risiko kematian menjadi sangat tinggi. Lalu kebutuhan terhadap koneksi internet, karena kita tidak bisa melakukan kegiatan tanpa internet,” kata Yuswohady.

Dia menambahkan, salah satu tren yang akan tumbuh dari kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan dam keselamatan adalah asuransi kesehatan dan asuransi jiwa karena kesehatan dan keselamatan menjadi prioritas penting di masa pandemi.

Ketiga, go virtual. Dengan adanya pandemi Covid-19, konsumen menghindari terjadinya kontak fisik dan beralih untuk melakukan berbagai aktivitasnya secara virtual atau online.

Perubahan ini juga membuat belanja online menjadi salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan. Pembelian konsumen bergeser dari produk yang sifatnya keinginan (wants) ke produk yang sifatnya kebutuhan (needs).

“Ini saya sebut sebagai online shop deepening atau pendalaman. Jadi bukan hanya berbelanja kebutuhan yang sifatnya wants tetapi juga kebutuhan yang sifatnya needs atau berulang, termasuk grocery,” kata Yuswohady.

Perubahan besar yang keempat yaitu terbentuknya emphatic society. Banyak musibah yang terjadi selama pandemi. “Indonesia ini bangsa tolong menolong, ketika saudaranya susah karena resesi, banyak yang meninggal (karena Covid-19), banyak layoff, banyak orang yang khawatir sehingga menimbulkan empati. Jumlah donasipun meningkat,” ujarnya.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement