Boikot H&M di Tiongkok Berlanjut hingga Penutupan Toko Secara Paksa

Happy Fajrian
30 Maret 2021, 18:54
boikot h&m, tiongkok, merek
website id.hm.com
Ilustrasi gerai retail fesyen Swedia H&M. Toko peritel asal Swedia H&M di Tiongkok ditutup secara paksa seiring polemik terkait kapas Xinjiang yang diduga diproduksi dengan kerja paksa etnis Uighur.

Boikot terhadap merek fashion asal Swedia, Hennes & Mauritz AB (H&M), di Tiongkok terus berlanjut. Sejumlah gerai toko H&M di beberapa kota di Negeri Panda dikabarkan telah ditutup secara paksa oleh pemilik pusat perbelanjaan, dan pemilik gedung.

Beberapa lokasi gerai H&M yang ditutup secara paksa seperti dilaporkan Nikkei Asia di antaranya di provinsi Heilongjiang, Shanghai, Shandong, serta Mongolia Dalam. Bahkan papan reklame di gerai H&M di kota Dazhou provinsi Sichuan dibongkar paksa pada hari Minggu (28/3) lalu.

Advertisement

Tidak hanya itu, pencarian kata kunci “H&M” di mesin penjelajah internet Tiongkok, Baidu, dan di aplikasi seluler berbagi perjalanan Didi Xhuxing, menghasilkan laman kosong. Sehingga menyulitkan pengguna yang ingin menemukan lokasi gerai H&M.

Per 30 November 2020, H&M mengoperasikan 505 gerai di seluruh Tiongkok dengan kontribusi mencapai 5,2% terhadap total penjualan bersihnya secara global sebesar US$ 1,23 miliar (Rp 16,4 triliun) sepanjang 2020. Ini menjadikan Tiongkok sebagai pasar terbesar keempat H&M setelah Jerman, Amerika Serikat (AS), dan Inggris.

European Union Chamber of Commerce di Tiongkok menyatakan bahwa amarah publik Tiongkok terhadap H&M dan merek-merek asing lainnya seperti Nike, Adidas, Gap, hingga Uniqlo, akan mereda. Namun mereka akan terus menghadapi risiko politik selama berbisnis di Tiongkok.

"Anda benar-benar harus membiarkannya terjadi, merendahkan diri, dan melihat kapan angin itu berlalu dan kemudian kembali lagi. Konsumen Tiongkok menyukai produk dan merek Eropa," kata kepala EU Chamber of Commerce, Joerg Wuttke kepada Bloomberg TV, Selasa (30/3).

Wuttke menambahkan bahwa Tiongkok telah "menyelamatkan" banyak perusahaan seiring pulihnya ekonomi Negari Panda ini dari pandemi virus korona. Namun di saat yang sama ada tekanan politik semacam ini. Seorang pejabat pemerintah Tiongkok meminta H&M untuk menahan diri dan tidak mempolitisasi keputusan bisnisnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement