Dianggap Manipulatif, Twitter Tutup 170 Ribu Akun Propaganda Tiongkok
Raksasa media sosial Twitter menutup 170 ribu akun yang setelah diidentifikasi terkait dengan Pemerintah Tiongkok. Twitter beralasan penghapusan ratusan ribu akun tersebut lantaran seluruhnya terkait dengan narasi yang manipulatif atau propaganda tentang protes di Hong Kong, virus corona, maupun isu lainnya.
Dari 170 ribu itu, Twitter memecahnya menjadi dua jenis akun yakni 23.750 akun utama, dan 150 ribu akun pembantu yang berperan memperkuat konten dengan me-retweet cuitan dari akun utama. Namun, Twitter menyebutkan dua jenis akun ini saling terhubung.
Banyak juga dari akun-akun itu yang hanya mempunyai sedikit pengikut. "Secara umum, seluruh jaringan ini terlibat dalam berbagai kegiatan manipulatif dan terkoordinasi," kata Twitter dalam laman resminya dikutip dari BBC Internasional, Jumat (12/6).
Akun-akun itu berkomentar di platform Twitter dalam berbagai isu, seperti protes Hong Kong maupun Covid-19. "Mereka berkicau terutama dalam bahasa Tiongkok dan menyebarkan narasi geopolitik yang menguntungkan Partai Komunis Tiongkok," tulis Twitter.
(Baca: Cegah Hoaks, Pengguna Twitter Tak Bisa Retweet Sebelum Baca Konten)
Manajer riset di Stanford Internet Observatory Renee DiResta yang juga menganalisa akun-akun itu mengatakan bahwa banyak dari mereka memposting tentang Covid-19. Isinya hanya untuk memuji pemerintah Tiongkok dalam memerangi Covid-19.