Larang Penjualan TikTok, Pemerintah Tiongkok Tak Ingin Terlihat Lemah

Happy Fajrian
13 September 2020, 14:32
tiktok, tiongkok , as, donald trump, penjualan tiktok
123RF.com/Opturadesign
Ilustrasi aplikasi video musik TikTok

Pemerintah Tiongkok menentang rencana penjualan operasional TikTok secara paksa kepada perusahaan Amerika Serikat (AS). Beijing lebih memilih TikTok dilarang di AS daripada tunduk pada ancaman Presiden Donald Trump.

Bulan lalu Trump mengeluarkan dua perintah eksekutif yang mengharuskan TikTok dijual ke perusahaan teknologi AS atau menghentikan operasinya. Namun Tiongkok menilai penjualan tersebut akan menunjukkan Negeri Panda lemah di bawah tekanan Washington.

Advertisement

Desakan penjualan tersebut lantaran Pemerintah AS menganggap TikTok sebagai ancaman terhadap keamanan nasional. AS menuding data-data pengguna TikTok AS diserahkan kepada pemerintah Tiongkok.

Oleh karena itu, jika TikTok ingin aplikasinya tetap bisa digunakan di AS, mereka harus menjual operasional dan mentransfer data penggunanya ke server di AS.

“AS telah menyalahgunakan konsep keamanan nasional, dan harus berhenti menindas perusahaan asing,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian, seperti dikutip Reuters, Minggu (13/9).

Perusahaan pemilik TikTok, ByteDance, pada pernyataannya kepada Reuters, menyatakan bahwa pemerintah Tiongkok tidak pernah menyarankan TikTok berhenti beroperasi di AS atau di pasar lainnya.

ByteDance juga telah membantah bahwa mereka telah menyerahkan data-data pengguna TikTok, termasuk pengguna di AS, kepada pemerintah Tiongkok. “Kami tidak akan mengabulkan permintaan data dari otoritas Tiongkok,” tulis pernyataan TikTok.

Namun sumber internal otoritas Tiongkok menyebutkan bahwa pada 28 Agustus, pemerintah Tiongkok telah merevisi aturan terkait ekspor teknologi yang bertujuan untuk menghambat rencana penjualan TikTok.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement