Warga Jakarta Hati-hati Olahraga Pagi Hari, Pantau Kualitas Udaranya

Happy Fajrian
10 Mei 2021, 20:57
olahraga, aplikasi nafas, olahraga pagi
ANTARA FOTO/Paramayuda/foc.
Warga berolahraga saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di Jalan A Yani, Bekasi, Minggu (26/7/2020).

Pandemi corona telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat. Salah satu perubahan tersebut yaitu peningkatan aktivitas olahraga masyarakat yang dilakukan di luar ruangan seperti bersepeda, berlari, bermain futsal, atau hanya sekadar berjalan kaki.

Peningkatan aktivitas olahraga di luar ruangan terutama terjadi pada pagi hari antara pukul 4 hingga 9 pagi. Pertimbangannya adalah lalu lintas yang lebih sedikit olahraga nampaknya lebih aman pada jam-jam ini sehingga polusi udara dianggap pada level minimal.

Namun warga Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) wajib berhati-hati jika ingin berolahraga pada waktu tersebut. Pasalnya, berdasarkan pantauan kualitas udara menggunakan aplikasi Nafas, tingkat polusi udara di Jabodetabek sering melebihi tingkat yang aman untuk berolahraga.

Jakarta, pada Januari 2020 pun sempat dinobatkan sebagai ibu kota paling tercemar ke-3 di dunia, dengan rata-rata polusi udara tahunan “tidak sehat”. Bahkan tingkat polusi Jakarta melebihi Beijing, Tiongkok. 

Aplikasi Nafas memantau kualitas udara melalui sensor yang tersebar di 45 lokasi, yang akan memberikan data secara real time kepada pengguna. Sensor tersebut mengukur berbagai polutan di udara, mengukur suhu, tekanan barometrik, kelembaban, dan tiga jenis particulate matter (PM), yakni PM1, PM2.5, dan PM10.

Pada Agustus 2020, misalnya, menurut pantauan aplikasi Nafas, tingkat PM2.5 di Jabodetabek pada pukul 4 - 9 pagi berkisar 81 - 118 µg/m3, atau memiliki Air Quality Index (AQI) 164 - 185 atau "tidak sehat" dengan meningkatnya kemungkinan efek samping dan gangguan pada jantung dan paru-paru di kalangan masyarakat umum.

Adapun kualitas udara rata-rata pada Agustus 2020 di Jabodetabek memiliki AQI 153 dan terus membaik selama beberapa bulan ke depan hingga November. Ini terlihat dari AQI September 141 dan Oktober 114, walau sedikit memburuk pada November dengan AQI 117.

Pada November, kualitas udara terbaik justru terjadi pada pukul 9 pagi hingga 17 sore dengan rata-rata AQI 80. Sedangkan kualitas udara terburuk terjadi pada pukul 12 tengah malam dengan AQI 142. 

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mendaftarkan PM2.5 sebagai polutan paling berbahaya bagi tubuh manusia. Polutan ini terdiri dari natrium klorida, amonia, karbon hitam, debu mineral, dan air.

PM2.5 sangat berbahaya karena ukurannya yang cukup kecil untuk masuk jauh ke dalam paru-paru dan memasuki sistem darah. Banyak penyakit jangka pendek dan jangka panjang yang dikaitkan dengan polutan ini, seperti asma, batuk dan mengi, bronkitis kronis, penyakit jantung, stroke, dan kanker paru-paru, termasuk alzheimer.

Co-founder sekaligus Chief Growth Officer Nafas Piotr Jakubowski mencatat bahwa minat untuk berolahraga di luar ruangan meningkat selama pandemi virus corona. Ini karena terlalu lama beraktivitas di rumah. Dia mengatakan bahwa berolahraga di luar ruangan ketika kualitas udara buruk akan berdampak negatif bagi kesehatan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...