Energi Panas Bumi Terancam Makin Murahnya Teknologi Surya dan Angin
Upaya pemerintah menggenjot penambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030 sebesar 3.355 megawatt (MW) dinilai cukup berat. Pasalnya kapasitas terpasang saat ini baru mencapai 2.175 MW.
Direktur Utama Geo Dipa Riki Ibrahim menilai target tersebut merupakan pekerjaan rumah yang cukup serius untuk diselesaikan. Untuk itu, dia mengajak para seluruh pengembang panas bumi dan asosiasi berfikir kreatif dalam mencapai target tersebut sebelum terlambat.
Mengingat, pengembangan dari teknologi pembangkit energi baru terbarukan (EBT) lainnya saat ini semakin pesat. Seperti teknologi dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan angin yang telah membuat harga listriknya makin murah. Indonesia juga memiliki visi 2045 yakni meningkatkan ketahanan energi dengan EBT.
"Kalau tidak sekarang kembangkan panas bumi, kita akan terlambat, sudah pasti akan terlambat, itu semua yang namanya energi surya dan angin teknologi semakin murah, kita tidak ada pilihan masyarakat gak mau dibebankan listrik yang mahal," ujarnya dalam diskusi secara virtual, Rabu (6/10).
Direktur Utama PT Medco Power Indonesia, Eka Satria menilai Indonesia memiliki potensi panas bumi yang cukup besar yakni mencapai 23,9 gigawatt. Namun realisasi pemanfaatannya hingga kini masih rendah dan pengembangannya lamban. Simak besar potensi panas bumi Indonesia pada databoks berikut: