Tsingshan akan Bangun Pabrik Litium Senilai Rp 5 Triliun di Indonesia

Happy Fajrian
26 November 2021, 19:12
tsingshan, litium, lithium, baterai listrik, kendaraan listrik, nikel, pertambangan
123RF.com/malp
Ilustrasi baterai lithium-ion.

Tsingshan Holding Group tak main-main dalam ambisinya untuk menjadi pemain besar pada bisnis baterai kendaraan listrik. Setelah membangun pabrik pemrosesan nikel dan kobalt, perusahaan ini juga berencana untuk membangun pabrik pemrosesan litium di Indonesia.

Tsingshan akan bekerja sama dengan perusahaan asal Cina lainnnya, Chengxin Lithium Group, untuk membangun pabrik pemrosesan litium yang akan memproduksi 60.000 ton bahan kimia litium per tahun.

Advertisement

“Bisnis baterai akan menjadi bisni inti baru Tsingshan,” kata seorang eksekutif perusahaan yang tak menyebutkan namanya kepada Reuters, dikutip Jumat (26/11). Tsingshan sendiri tidak berkomentar tentang rencana ini.

Nantinya, Tsingshan akan menguasai 35% proyek ini, sedangkan Chengxin 65%. Untuk membangun pabrik ini keduanya akan menggunakan dana mereka sendiri 30% dari total kebutuhan pembiayaan sebesar US$ 350 juta, sedangkan sisanya berasal dari pinjaman.

Tidak ada informasi mengenai kapan proyek ini akan dimulai. Seorang pejabat Chengxin mengatakan bahwa mereka akan membutuhkan 450.000 ton konsentrat litium setiap tahun dari bijih litium hard-rock.

Meski demikian, tak seperti nikel dan kobalt yang banyak ditemukan di sekitar operasi Tsingshan di Indonesia, tidak ada deposit litium yang diketahui ditambang di negara ini. Ini berarti mereka harus mencari pasokan mineral kaya litium seperti spodumene dari luar negeri untuk bahan baku pabrik.

“Ada kemungkinan Chengxin dapat mengamankan offtake tambahan. Tapi kemungkinan persaingan untuk konsentrat spodumene akan sengit,” kata analis Wood Mackenzie, Allan Pedersen. Simak databoks berikut:

Analis menilai kedekatan Indonesia dengan Australia akan membantu Tsingshan dalam mendapatkan pasokan spodumene. Negeri Kangguru merupakan pemasok spodumene terbesar di dunia. Sekitar 51% peningkatan pasokan bahan baku litium global hingga 2025 akan berasal dari negara ini.

Perusahaan yang berbais di Shenzhen, Cina, ini juga telah memperluas basis sumber daya hulunya melalui akuisisi tambang di Argentina dan Zimbabwe. Tsingshan juga memiliki saham di Huirong Mining, yang sedang mengeksplorasi tambang litium di Sichuan.

Tsingshan menargetkan dapat memproduksi 24.000 ton setara litium karbonat di Argentina, bekerja sama dengan Eramet, perusahaan tambang dan metalurgi multinasional asal Prancis, dan akan memproduksi bahan baku baterai listrik lithium iron phospate (LFP) di Indonesia bersama Jiangsu Lopal.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement