PLN Butuh Investasi Rp 9.000 T untuk Bangun Pembangkit EBT Sampai 2060

Image title
26 Januari 2022, 15:36
pembangkit listrik, ebt, energi terbarukan, energi baru terbarukan, pln
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU
Pekerja penanam tanaman hias pada area surya panel di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (13/12/2021).

PLN memperkirakan kebutuhan listrik nasional pada 2060 mencapai 1.800 terawatt jam (TWh). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, perusahaan setrum pelat merah membutuhkan investasi setidaknya Rp 9.000 triliun untuk membangun pembangkit listrik dari sumber energi baru terbarukan (EBT).

Pembangkit EBT menjadi andalan sebab ada target iklim dan net zero emission yang ingin dicapai 2060. Sementara proyek 35.000 megawatt (MW) atau 35 GW hanya akan memberikan tambahan pasokan listrik sebesar 120 TWh, dan kebutuhan listrik nasional saat ini mencapai 300 TWh.

Advertisement

Artinya ada kekurangan sebesar 1.380 TWh untuk memenuhi kebutuhan 1.800 TWh pada 2060. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan kekurangan 1.380 TWh tersebut membutuhkan pembangkit berkapasitas 230 GW.

"Dengan asumsi 1 megawatt (MW) US$ 2-3 juta maka kebutuhan dana untuk memenuhi penambahan 230 GW adalah sekitar US$ 500-600 miliar. Artinya ada penambahan investasi sekitar Rp 7.000-9.000 triliun sampai 2060," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Rabu (26/1).

Sebelumnya, Kementerian ESDM memperkirakan kebutuhan investasi khusus untuk pembangkit EBT hingga 40 tahun ke depan mencapai US$ 1,04 triliun atau Rp 14.950 triliun. Artinya, Indonesia harus menyediakan investasi setidaknya US$ 25 miliar (Rp 360 triliun) per tahun untuk mencapai target netral karbon pada 2060.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement