AESI Hitung PLTS Plus Baterai Lebih Murah daripada PLTU dalam 10 Tahun

Image title
15 Februari 2022, 16:54
plts, listrik, pembangkit listrik
ANTARA FOTO/Novrian Arbi/aww.
Teknisi melakukan pemeriksaan rutin pada panel surya pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap di PT Surya Energi Indotama, Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/2/2022).

Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) menyebut harga listrik dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) pada 2030 akan semakin kompetitif jika dibandingkan dengan biaya operasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara milik PLN.

Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Fabby Tumiwa mengatakan harga listrik PLTS dengan baterai akan lebih murah dibandingkan biaya operasi pembangkit PLTU bahkan dengan asumsi harga batu bara di kisaran US$ 50 per ton.

Sehingga, dia mendorong agar PLN dapat mempercepat proses transisi energi. Mengingat rencana pensiun dini PLTU sebesar 5,5 gigawatt saja tak cukup hingga 2030.

"Tapi 12 GW yang harus dipensiunkan dini. Menurut saya pengembangan EBT harus diprioritaskan kalau PLN kesulitan investasi, diberikan kesempatan industri dan masyarakat melalui PLTS, sehingga gak jadi beban PLN sendiri," kata Fabby dalam Media Briefing Asosiasi Energi Surya Indonesia, Selasa (15/2).

Selain itu, dengan harga batu bara yang saat ini telah tembus di atas US$ 200 per ton, tanpa mekanisme harga DMO yang dipatok US$ 70 per ton. Maka harga listrik dari PLTU sudah pasti mencapai US$ 15 sen per kilowatt hour (kWh) atau sekitar Rp 2.200 per kWh.

"Pertanyaannya sampai berapa lama pemerintah bisa tahan? Sekarang kewajiban DMO perlu di tengah Covid dan lainnya. Apakah bisa terus menerus?" katanya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...