PLTP Dieng Memakan Korban, Bagaimana Dampak ke Investasi Panas Bumi?
Pelaku usaha optimistis insiden kebocoran gas di proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Dieng tak akan mempengaruhi investasi di sektor ini.
Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) Priyandaru Effendi menyatakan keprihatinannya atas insiden kebocoran gas di PLTP Dieng. Menurut dia insiden kebocoran gas seperti ini tentu akan membawa kekhawatiran bagi para investor yang selalu mengutamakan keselamatan kerja sebagai barometer utama.
Ia pun berharap kasus seperti ini tidak akan terulang kembali. Meski demikian, ia percaya minat investasi panas bumi masih akan tetap bergairah.
"Karena komitmen dari pemerintah sebagai pengawas keselamatan kerja, bersama sama pengembang untuk selalu melakukan perbaikan perbaikan terhadap aplikasi dan prosedur keselamatan kerja semaksimal mungkin," kata dia kepada Katadata.co.id, Senin (14/3).
Kementerian ESDM menargetkan kapasitas PLTP pada 2035 di Indonesia bisa mencapai 9.300 megawatt (MW). Untuk memenuhi target tersebut dibutuhkan biaya sebesar US$ 28,5 miliar atau sekitar Rp 404,7 triliun. Perkiraannya investasi untuk 1 MW PLTP dibutuhkan US$ 4 juta.
"Dengan target kapasitas tambahan hingga 2035 sebesar 7.125 MW, dibutuhkan sekitar US$ 28,5 miliar," kata Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM, Harris, beberapa waktu lalu.
Proses investigasi sendiri saat ini masih terus berjalan. Untuk itu, Priyandaru menghimbau agar semua pihak menunggu hasilnya agar tidak banyak spekulasi.
"Saat ini (direktorat) EBTKE (Kementerian ESDM) sedang melakukan investigasi untuk mengetahui apa yang terjadi, akar permasalahan dan pencegahan ke depannya buat semua pelaku panas bumi berdasarkan lesson learned (pelajaran yang didapat)," kata dia.
Harris, mengatakan Kementerian ESDM terus mengimbau agar para pengembang mengedepankan aspek keselamatan dalam menjalankan proyek PLTP agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
"Kami sedang melaksanakan investigasi atas kejadian tersebut. Kami juga akan melakukan evaluasi penerapan aspek safety pada PLTP untuk menghindari kejadian serupa," kata Harris.
Sementara, Direktur Utama Geo Dipa Riki Ibrahim menjelaskan berdasarkan investigasi awal perusahaan, H2S dari sekitar Pad-28 tidak terindikasi oleh alat detector. Namun demikian, pihaknya akan menambahkan H2S detector di area publik yang terdekat dengan Pad-28.
Riki mengkonfirmasi jumlah korban atas insiden pada Sabtu (12/3) kemarin mengakibatkan 8 orang harus dilarikan ke rumah sakit. Sementara, satu diantaranya dinyatakan meninggal dunia.