Survei KIC: 50% Masyarakat Rela Bayar Lebih Mahal Energi Terbarukan

Happy Fajrian
7 April 2022, 11:18
ebt, energi terbarukan, transisi energi, energi baru terbarukan
ANTARA FOTO/FB Anggoro/foc.
Deretan panel surya terpasang di atas gedung kantor Gubernur Riau di Kota Pekanbaru, Jumat (28/5/2021).

Indonesia terus menggenjot transisi energi demi menurunkan emisi karbon. Di tengah upaya tersebut terjadi perubahan gaya hidup di masyarakat yang mulai beralih menggunakan energi baru terbarukan (EBT) meskipun harganya saat ini masih relatif tinggi.

Menurut hasil survei persepsi masyarakat terhadap energi terbarukan yang dilakukan Katadata Insight Center (KIC) terhadap 4.821 responden, 50,3% atau 2.424 responden menyatakan bersedia membayar lebih mahal untuk menggunakan energi terbarukan.

“Temuan sebagian besar masyarakat bersedia membayar lebih mahal untuk menggunakan sumber energi terbarukan karena ingin berkontribusi mendukung perkembangannya. Ini menunjukkan adanya dukungan untuk transisi energi,” kata Head of Katadata Insight Center Adek Media Roza dalam Katadata IDE 2022, Rabu (6/4).

Dari jumlah responden yang bersedia membayar lebih mahal, 55,9% di antaranya beralasan ingin berkontribusi agar sumber energi terbarukan terus dikembangkan, 50,3% beralasan karena energi terbarukan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.

Kemudian 43% responden bersedia membayar lebih mahal energi terbarukan karena sumber energi ini lebih berkualitas, 22% karena merasa bangga karena membeli produk yang lebih premium.

Meski demikian survei juga menunjukkan bahwa ada 2.397 responden yang tidak bersedia membayar lebih mahal untuk sumber energi terbarukan. Dari jumlah tersebut 55,4% menilai produk ramah lingkungan bukan alasan untuk harga lebih mahal.

Kemudian 22,6% mengaku lebih peduli dengan harga dibanding kualitas, 17,4% merasa tidak ada perbedaan energi terbarukan dengan sumber energi biasa, dan 17,2% tidak percaya klaim yang diserukan seperti aman, ramah lingkungan, hemat, dan sebagainya.

Kondisi ini dirasakan oleh PLN. Executive Vice President (EVP) PLN Edwin Nugraha mengatakan bahwa transisi energi memang sudah terlihat di antara pelanggannya yang mulai menggunakan energi hijau, terutama pelanggan yang memiliki kemampuan keuangan yang cukup.

Salah satunya yaitu dengan memasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap di rumah. Sebab biaya atau investasi yang harus dibayarkan untuk instalasinya masih relatif mahal.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...