Tingginya Harga Gas Bencana Bagi Industri Kendaraan Listrik di Eropa

Happy Fajrian
12 September 2022, 16:40
harga gas, eropa, mobil listrik, kendaraan listrik
ANTARA FOTO/REUTERS/Antonio Bronic
Mobil listrik di isi ulang di sebuah jalan di London, Inggris, Selasa (4/2/2020).

Tingginya harga gas menjadi ancaman bagi masa depan industri kendaraan listrik di Eropa. Kenaikan harga listrik, terbatasnya ketersediaan serta biaya bahan baku, kekurangan suku cadang yang kronis, dan penurunan pendapatan yang dapat dibelanjakan berdampak besar pada produksi dan penjualan mobil di benua biru.

Jika tren ini berlanjut, dikhawatirkan juga akan berdampak pada investor yang kekurangan insentif untuk membangun fasilitas pengisian daya, sehingga membuat mobil listrik kurang diminati karena lebih tidak praktis untuk dikendarai karena kurangnya stasiun pengisian ulang daya.

Sampai baru-baru ini kepemilikan mobil listrik semakin menarik karena tingginya harga BBM mengikuti harga minyak. Tetapi sejak kenaikan harga listrik akibat ketatnya pasokan dan tingginya harga gas, perbedaannya harga listrik dan BBM semakin mengecil.

Kini pemilik mobil listrik harus membayar 10% lebih mahal untuk mengisi ulang daya kendaraannya. Harga listrik diprediksi akan terus naik karena fakta bahwa harga listrik terkait dengan harga gas, yang semakin langka sejak Rusia mematikan pasokan gasnya ke Jerman hampir dua minggu lalu.

Allego, salah satu operator stasiun pengisian terbesar di Jerman, menaikkan tarifnya pada awal bulan ini dari 43 sen (euro) per kilowatt jam (kWh) menjadi 47 sen. Tarif pengisian cepat, melalui arus kontinu, naik dari 65 sen menjadi 70 sen per kWh, sedangkan tarif pengisian daya ultra cepat naik dari 68 sen menjadi 75 sen per kWh.

Supermarket diskon, rantai DIY, dan toko furnitur yang sebelumnya menawarkan pengisian gratis daya mobil listrik kepada pelanggannya saat mereka berbelanja, sekarang mengenakan biaya.

Menurut ekonom otomotif Stefan Bratzel, perkembangan tersebut merupakan ancaman langsung bagi industri. “Ledakan harga listrik bisa menjadi bahaya akut bagi transisi kendaraan, dan kita harus sangat berhati-hati tentang itu,” katanya kepada media Jerman, seperti dikutip The Guardian, Senin (12/9).

“Jika mobil listrik menjadi lebih mahal untuk digunakan, lonjakan mobilitas listrik terancam runtuh, karena hampir tidak ada orang yang akan membeli mobil listrik,” kata Bratzel, yang juga pendiri Center for Automotive Management (CAM).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...