IBC Beberkan Progres Proyek Baterai Kendaraan Listrik dengan LG & CBL
PT Indonesia Battery Corporation (IBC) saat ini tengah menjalankan dua proyek pengembangan baterai kendaraan listrik bersama LG Energy Solution (LGES) untuk pengerjaan Proyek Titan, dan Proyek Dragon bersama Ningbo Contemporary Brunp Lygend (CBL).
Direktur Utama IBC, Toto Nugroho mengatakan pola bisnis yang lakukan bersama dua perusahaan asing tersebut sama-sama mengedepankan produksi sel baterai di Indonesia. Dalam Proyek Titan yang digarap bersama LGES, suplai bijih Nikel akan seluruhnya dipasok oleh PT Aneka Tambang (Antam) sebanyak 16 juta ton per tahun.
Bijih nikel tersebut akan diolah dengan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dan teknologi Teknologi High Pressure Acid Leaching atau HPAL. Pengolahan bijih Nikel dengan suhu tinggi merupakan proses pembuatan bahan baku sel baterai berupa nikel sulfat, precursor dan katoda.
Di sisi petambangan bijih nikel, Antam bakal mengambil peran utama dalam dalam Proyek Titan. Sementara proses produksi RKEF dan HPAL akan ditangani oleh IBC dan Antam.
Sementera rangkaian produksi nikel sulfat, precursor hingga Katoda akan berada di bawah IBC. Adapun seluruh rangkaian proses dari penambangan sampai pengolahan HPAL akan dilakukan di Halmahera Timur. Setelahnya, pengembangan bahan baku menjadi sel baterai akan dilanjutkan di Kawasan Industri Batang dan Karawang.
Peran atau kepemilikan sahan MIND ID di sektor hilir baterai kendaraan listrik akan menurun seiring keperluan invetasi, teknologi dan pasar yang saat ini masih dikuasai oleh LGES dan CBL.
"Karena pemegang saham kami adalah PLN dan Pertamina, maka di hilir kami akan menyiapkan infrastruktur berupa sistem pengisian dan juga sistem pertukaran baterai," kata Toto saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR pada Senin (19/9).
Sementara itu, di Proyek Dragon, IBC bersama CBL akan mengembangkan industri baterai kendaraan listrik sampai tahap proses daur ulang baterai yang diambil dari dari baterai bekas dari kendaraan listrik dan bekas energy storage system atau sistem penyimpanan energi untuk energi baru dan terbarukan.
"Sehingga ini bisa di daur ulang untuk untuk mendapatkan lagi nikel, mangan, dan kobalt yang kami butuhkan. Ini sangat baik karena bisa digunakan kembali," ujar Toto.
Dalam proyek Dragon, CBL akan membangun seluruh fasilitas sampai produksi sel baterai tahap pertama di Halmahera Timur. Kemudian pada tahap kedua CBL akan membangun proyek pengolahan nikel sulfat, precursor, katoda dan sel baterai di Kawasan Industri Kalimantan Utara, serta membangun pabrik daur ulang baterai.
"Kerja sama dengan dua mitra ini dari ujung ke ujung ini butuh waktu 2 tahun sampai 4 tahun. Ini sudah tertulis di framework agreement. Kami sudah mengunci dua partner ini. Khusus untuk LGES di 2024 kuartal dua mereka sudah memproduksi baterai kendaraan listrik," ujarnya.
Dia menambahkan bahwa khusus untuk CBL mereka akan langsung melakukan produksi sehingga diharapkan di 2025, fasilitas produksi dan daur ulang baterai sudah terbangun di tempat.