Dana Transisi Energi JETP Afsel Mayoritas Dalam Utang, Bagaimana RI?

Happy Fajrian
17 November 2022, 16:18
jetp, afrika selatan, transisi energi,
ANTARA FOTO/REUTERS/Siphiwe Sibeko/aww/sad.
Pemadaman listrik yang sering terjadi di Afrika Selatan oleh perusahaan listrik Eskom yang disebabkan oleh PLTU batu bara yang sudah tua, di Soweto, Afrika Selatan, Rabu (9/3/2022).

Indonesia meraih pendanaan transisi energi melalui skema Kemitraan Transisi Energi yang Adil atau Just Energy Transition Partnership (JETP) senilai US$ 20 miliar atau Rp 310 triliun untuk periode 3-5 tahun dalam bentuk hibah dan pinjaman lunak.

JETP Indonesia didasarkan pada inisiatif yang sama senilai US$ 8,5 miliar untuk membantu Afrika Selatan (Afsel) mendekarbonisasi sektor kelistrikannya lebih cepat, yang diumumkan pada COP26 di Glasgow, Skotlandia, oleh Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Uni Eropa.

Sebelumnya Presiden Afsel Cyril Ramaphosa berulang kali menegaskan bahwa pemerintahannya hanya akan menerima skema pendanaan terbaik, yang berdasarkan hibah dan pinjaman lunak. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan nasional negara tersebut untuk mengurangi utang dan menciptakan lapangan kerja.

Meski demikian berbagai laporan menyebutkan bahwa mayoritas pendanaan akan diberikan dalam bentuk pinjaman lunak dan pinjaman komersial, sedangkan hibah jumlahnya disebut tak sampai 3% dari total US$ 8,5 miliar atau hanya sekitar US$ 255 ribu.

Menurut dokumen Just Energy Transition Investment Plan (JET IP) Afsel, hibah tersebut akan bersumber dari climate investment fund (CIF) atau dana investasi iklim, dan dari bank pembangunan multilateral.

Adapun dana hibah tersebut dialokasikan untuk transisi energi yang adil pada sektor ketenagalistrikan, pensiun dini dan pengalihan fungsi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara, serta pengembangan kendaraan energi baru, termasuk kendaraan listrik.

Adapun JET IP Afsel diumumkan pada hari ke-2 konferensi iklim PBB, Conference of The Parties ke-27 (COP27), Senin (7/11), di Sharm el-Sheikh, Mesir. Rencana tersebut mencakup tiga sektor prioritas, yakni energi, termasuk kendaraan listrik dan hidrogen hijau.

Bloomberg melaporkan 90% dana dari JETP utamanya akan digunakan untuk mempensiunkan PLTU batu bara, mengembangkan energi terbarukan dan membangun infrastruktur kelistrikan. Afsel disebut membutuhkan US$ 98 miliar selama lima tahun untuk memulai periode transisi energi selama 20 tahun.

“Investasi akan dibutuhkan baik dari sektor publik maupun swasta. IPG (International Partners Group) memobilisasi dana awal US$ 8,5 miliar untuk mengkatalisasi fase pertama program transisi energi,” tulis pernyataan bersama JETP Afsel, dikutip Kamis (17/11).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...