Pembentukan Holding Dinilai Cegah Persaingan Antar BUMN Panas Bumi

Muhamad Fajar Riyandanu
30 Maret 2023, 16:54
holding panas bumi,
Katadata
Pembangkit listrik panas bumi.

Sejumlah pakar menilai pembentukan holding panas bumi yang menaungi tiga BUMN, PLN Gas, Pertamina Geothermal Energy, dan Geo Dipa Energi, untuk optimalisasi pengembangan energi panas bumi nasional belum mendesak. Namun holding dapat menghindari adanya persaingan ketiga BUMN tersebut pada bisnis panas bumi.

Pakar Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, menyampaikan bahwa konsolidasi tiga perusahaan BUMN itu dimungkinkan terjadi meski masing-masing perusahaan memiliki basis bisnis yang berlainan.

Lebih lanjut, kata Fahmy, meski Pertamina lebih banyak terjun kepada bisnis ekplorasi migas, perusahaan migas pelat merah itu juga dinilai punya potensi untuk menjalankan bisnis geothermal. Alasannya, model eksploitasi energi panas bumi hampir serupa dengan proses pengangkutan migas dari perut bumi.

"Holding ini berkaitan dengan pembangkit listrik. Saya rasa dengan penyatuan ini pemanfaatan panas bumi sebagai sumber listrik PLN bisa lebih efisien dan menutup potensi terjadinya persaingan antar BUMN," kata Fahmy kepada Katadata.co.id, Kamis (30/3).

Direktur Eksekutif Energy Watch, Daymas Arangga, menyampaikan bahwa merger BUMN panas bumi saat ini belum mendesak dan ketiga BUMN tersebut lebih baik berjalan secara masing-masing sambil dilakukan kajian mendalam sebelum membentuk holding.

"Bagaimana masing-masing perusahaan bisa lebih mengembangkan bisnis panas buminya. Namun untuk kedepannya, kami setuju mengenai adanya konsolidasi agar geothermal ini bisa lebih berkembang," kata Daymas.

Dia menambahkan agar pemerintah memperketat aturan mengenai kepastian investasi di sektor pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) lewat penyaluran beragam insentif, mengingat bisnis tersebut merupakan bisnis resiko tinggi.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...