Segera IPO, Perusahaan Migas Sele Raya akan Genjot Produksi Gas

Happy Fajrian
Oleh Happy Fajrian - Fariha Sulmaihati
24 Januari 2020, 15:58
ipo sele raya, migas, produksi gas, perusahaan migas, pasar modal
Katadata
Ilustrasi unit pengolahan gas alam cair Blok Tangguh. Perusahaan migas milik keluarga Tampi PT Sele Raya berniat go public untuk meningkatkan eksplorasi dan produksi gas.

Perusahaan migas, PT Sele Raya, dikabarkan akan segera melantai di pasar modal Indonesia melalui skema penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). Perusahaan milik keluarga Tampi ini menargetkan  dapat mengumpulkan dana sebesar US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,35 triliun.

Seperti dilaporkan Bloomberg, rencana aksi korporasi ini merupakan upaya perusahaan untuk lebih intensif mengembangkan gas alam seiring dengan mengeringnya sumur-sumur minyak dan eksplorasi sumur minyak baru yang mahal.

Dana yang didapatkan dari IPO seluruhnya akan digunakan untuk membangun fasilitas produksi baru yang membutuhkan anggaran sekitar US$ 150 juta selama tiga tahun kedepan.

"Sektor minyak (di Indonesia) sudah matang, karena subsidi BBM (bahan bakar minyak) dan harganya yang tinggi membuat hampir seluruh ladang minyak yang ada habis dieksplorasi. Yang sedang naik sekarang adalah gas," kata Presiden Direktur Sele Raya Juchiro Tampi, seperti dilansir Bloomberg, Jumat (24/1).

(Baca: Tekan Defisit Neraca Migas, Menteri ESDM Dorong Proyek Jaringan Gas)

Dia menjelaskan, biaya produksi gas Sele Raya saat ini sebesar US$ 1,6 per MMBtu (milion British thermal unit). Namun dia menyebutkan bahwa calon pembeli gasnya bersedia membayar US$ 5,9 per MMBtu dan telah menandatangani kontrak pembelian hingga 2031.

Sehingga, dia tidak khawatir meskipun saat ini pemerintah tengah berusaha untuk menurunkan harga gas industri menjadi US$ 6 per MMBtu dari US$ 9 per MMBtu saat ini. "Kemampuan Sele Raya untuk menekan biaya penemuan dan eksplorasi gas akan mendorong perusahaan terus berkembang," tegasnya.

Di samping itu pemerintah terus mendorong perusahaan migas untuk meningkatkan eksplorasi dan produksi gas alam, yang separuhnya akan digunakan untuk konsumsi dalam negeri. Sebab, mulai keringnya sumur-sumur minyak membuat produksi minyak Indonesia terus menyusut. Di sisi lain konsumsinya terus meningkat sehingga impor terus membengkak.

Halaman:
Reporter: Fariha Sulmaihati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...