Hubungan AS-Iran Memanas, Investor Mulai Meninggalkan Saham
Memanasnya hubungan Amerika Serikat (AS) dan Iran pascaserangan AS yang menewaskan tokoh penting militer Iran membuat investor mulai beralih dari saham mencari instrumen investasi yang lebih aman (safe haven).
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, Bursa Efek Indonesia (BEI), Laksono W. Widodo mengatakan hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan sepinya transaksi di pasar saham pada awal tahun.
"Investor mencari instrumen yang aman dari dampak geopolitik tersebut. Pindah ke instrumen cash atau emas," ujarnya kepada Katadata.co.id, Selasa (7/1).
Perdagangan di pasar saham di awal 2020 terbilang sepi transaksi. Rata-rata nilai transaksi harian (RTNH) dalam tiga hari perdagangan awal tahun ini hanya mencapai Rp 5 triliun. Padahal tahun lalu nilai transaksi harian pada pekan pertama mencapai Rp 9,1 triliun.
(Baca: Investor Fokus ke Konflik AS-Iran, IHSG Sesi I Ditutup Turun 0,12%)
Selain itu, sepinya perdagangan di pasar saham juga dipengaruhi perang dagang AS dan Tiongkok yang masih belanjut. Kedua negara tersebut sebenarnya sudah menyepakati perjanjian dagang pada 15 Desember 2019, namun penandatanganan perjanjian itu baru akan dilaksanakan pada 15 Januari 2020 nanti.
Adapun, pada perdagangan hari ini hingga pukul 15.20 WIB, total nilai tranksasi perdagangan di bursa baru mencapai Rp 4,44 triliun dari 5,67 miliar saham yang diperdagangkan. IHSG naik tipis 0,05 % ke level 6.260,24.