Daya Saing RI Turun, Luhut Sebut Akibat Ketidakpastian Ekonomi Global
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan turunnya peringkat daya saing Indonesia merupakan dampak dari kondisi global. Menurutnya, saat ini kondisi ekonomi global sedang menghadapi ketidakpastian yang tinggi.
"Saya bicara di IMF (International Monetary Fund) dan Bloomberg forum menyatakan ketidakpastian ekonomi luar biasa," kata dia di kantornya, Jakarta, Jumat (11/10). Menurutnya, gejolak global tersebut terjadi akibat adanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS), Tiongkok, dan Uni Eropa.
Luhut pun mengatakan, Indonesia harus proaktif dalam menarik investasi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengunjungi investor yang menyatakan minat untuk menanamkan dananya di Indonesia.
Meski begitu, Luhut meyakini Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mampu meningkatkan daya tarik investasi ke dalam negeri. Dengan demikian, peringkat daya saing dapat meningkat.
(Baca: Peringkat Daya Saing Indonesia Turun, Makin Tertinggal dari Malaysia)
Sebagaimana diketahui, Peringkat daya saing Indonesia dalam laporan Global Competitiveness Index (GCI) 2019 yang baru dirilis World Economic Forum (WEF), turun ke posisi 50 dari posisi 45 pada tahun lalu. Tak hanya penurunan peringkat, skor daya saing Indonesia juga turun meski tipis 0,3 poin ke posisi 64,6.
Berdasarkan daftar tersebut, Indonesia makin tertinggal jauh dari Singapura yang menempati posisi pertama. Demikian pula dari Malaysia dan Thailand yang sebenarnya juga turun masing-masing dua peringkat tetapi mash diposisi 27 dan 40.