Katadata Market Index: Tertekan Perang Dagang, IHSG Agustus Bearish

Image title
Oleh Ihya Ulum Aldin - Happy Fajrian
7 Agustus 2019, 17:31
Suasana Bursa Efek Indonesia. Katadata Market Sentiment Index (KMSI) memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) periode Agustus diperkirakan masih dalam tren bearish atau menurun. IHSG turun karena tekanan perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan
ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Suasana Bursa Efek Indonesia. Katadata Market Sentiment Index (KMSI) memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) periode Agustus diperkirakan masih dalam tren bearish atau menurun. IHSG turun karena tekanan perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan tekanan perang dagang yang menyebabkan gejolak ekonomi global.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih berada dalam periode penurunan alias bearish sepanjang Agustus 2019 ini. Hal tersebut berdasarkan Katadata Market Sentiment Index (KMSI) yang dirilis pada Rabu (7/8), di mana probabilitas untuk menguat alias bullish mendekati nol.

Masih bearish-nya IHSG selama sebulan kedepan disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat pada triwulan II 2019 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, serta memanasnya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,05% pada kuartal II 2019. Capaian tersebut lebih lambat dibandingkan pertumbuhan periode yang sama 2018 yang sebesar 5,27%. Secara kumulatif, ekonomi pun hanya tumbuh sebesar 5,06%, masih jauh di bawah target 5,3% tahun ini.

Sementara itu, di sektor riil masih terus berjuang untuk mencatatkan pertumbuhan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) di triwulan II 2019, penurunan tahunan terbesar terjadi di industri barang logam sebesar 21,46% dan industri karet & plastik sebesar 15,30%.

(Baca: Investor Asing Jual Saham Rp 2 Triliun, Korban Terbesar 3 Bank Kakap)

Bank Indonesia (BI) menurunkan tingkat suku bunganya 7-day Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75% untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi yang melambat. Pada akhir Juli, bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), memangkas tingkat suku bunga ke kisaran 2%-2,25%.

Investor pun menantikan BI untuk kembali menurunkan tingkat suku bunga mengikuti pemangkasan yang dilakukan The Fed. Pemangkasan tingkat suku bunga diharapkan dapat meningkatkan optimisme dan kepercayaan diri investor untuk berinvestasi di pasar saham Indonesia.

Dengan pemangkasan suku bunga, diharapkan dapat menjadi momentum bagi perusahaan-perusahaan di sektor riil pada triwulan III 2019 intik dapat menarik minta investor berinvestasi di sektor ini. Termasuk industri-industri lainnya seperti logam dan karet & plastik.

Selain itu memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok terus mengganggu perekonomian global. Utusan kedua negara raksasa ekonomi dunia tersebut bertemu pada akhir Juli lalu, tapi tidak menghasilkan kesepakatan yang signifikan.

(Baca: Sempat Anjlok 2,4% di Awal Perdagangan, IHSG Ditutup Turun 0,91%)

International Monetary Fund (IMF) pun memperingatkan, bila perang dagang terus berlanjut dapat menimbulkan gejolak keuangan karena perang dagang menekan konsumen dan pebisnis. Akibatnya, IMF juga mengurangi proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2019 menjadi 3,2% dari perkiraan sebelumnya di bulan Januari sebesar 3,3%.

Berangkat dari kondisi yang ada, pertumbuhan ekonomi nasional yang stagnan dan perlambatan ekonomi dunia, maka IHSG diprediksi belum beranjak dari periode “bearish”. Tentunya, banyak yang berharap agar ekonomi dapat pulih dan periode “bullish” dimulai.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...