Kondisi Ekonomi Masih Menantang, BTN Turunkan Target Semester II 2019

Image title
19 Juli 2019, 19:15
btn-bank-tabungan-negara-2.jpg

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berhasil membukukan kinerja yang positif di sepanjang semester I-2019. Namun kondisi perekonomian yang masih menantang membuat BTN harus merevisi rencana bisnis bank (RBB)-nya dengan target-target yang lebih rendah di semester II 2019.

Direktur Utama BTN Maryono mengatakan bahwa periode enam bulan pertama tahun ini merupakan periode yang penuh tantangan karena pertumbuhan ekonomi dunia dan domestik yang melambat akibat perang dagang Amerika Serikat (AS)-Tiongkok yang berkepanjangan, serta turunnya harga komoditas.

Advertisement

"Penyesuaian RBB perlu dilakukan karena mempertimbangkan kondisi makro ekonomi yang ada dan melihat perkembangan industri perbankan dalam negeri yang cenderung mengalami pengetatan likuiditas," kata Maryono dalam bincang dengan media di Menara BTN, Jakarta, Jumat (19/7).

Bank Dunia pun memprediksi pertumbuhan ekonomi di 2019 hanya sebesar 2,6% atau lebih rendah dibandingkan prediksi awal sebesar 2,9%. Perlambatan tersebut direspons sejumlah negara dengan kebijakan moneter yang lebih longgar sehingga berdampak pada industri perbankan.

(Baca: BTN Catat Harga Rumah Naik 7,34% di Triwulan I-2019)

Menindaklanjuti hal tersebut BTN melakukan kajian ekonomi makro dengan mengubah asumsi makro. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan lebih rendah dari asumsi awal sehingga mendorong Bank Indonesia (BI) menurunkan bunga acuannya BI 7 days reverse repo rate seiring dengan inflasi yang relatif stabil.

Maryono menjelaskan, perubahan RBB meliputi pertumbuhan kredit hingga akhir tahun yang diprediksi berkisar 10-12% , sementara DPK diprediksi juga tumbuh di level yang sama yaitu 10-12%, serta aset ditargetkan bisa tumbuh di kisaran 8-10%.

Meski target-target dalam RBB diturunkan, namun Maryono mengatakan target pertumbuhan DPK dan kredit perseroan masih di atas RBB industri perbankan. Kredit industri perbankan diprediksi berada di angka 9-11% dan DPK yang hanya tumbuh 7-9%. "Kami optimistis kinerja Bank BTN tetap dalam jalurnya atau on track,” kata Maryono.

Lebih lanjut, Maryono juga menyampaikan revisi dari target rasio perbankan di antaranya, rasio kecukupan modal dan rasio kredit macet dengan tetap menyesuaikan dengan aturan regulator. Capital adequacy ratio (CAR) ditargetkan bisa bertahan pada kisaran 17-19%  dan non performing loan atau NPL gross tetap dijaga di bawah 2,5%.

(Baca: Diperkuat Penyaluran FLPP, BTN Incar Pertumbuhan KPR 25% Tahun Ini)

"Pengendalian NPL kami lakukan lewat pelelangan agunan yang tidak perform kepada developer maupun ke investor properti,” ujarnya. Ada pun, laba bersih pada 2019 ini diperkirakan mencapai Rp 2,6 triliun hingga Rp 3 triliun.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement