Optimalkan Bisnis di Indonesia, Stanchart Siap Jual Saham Bank Permata

Happy Fajrian
26 Februari 2019, 16:36
bank permata
Donang Wahyu|KATADATA
Standard Chartered beri sinyal lepas saham Bank Permata untuk restrukturisasi bisnis di Indonesia.

Kabar penjualan saham PT Bank Permata Tbk (Bank Permata) semakin menguat. Standard Chartered Plc (Stanchart) yang merupakan salah satu pemegang saham Bank Permata, mengumumkan rencana untuk mengoptimalkan operasional bisnisnya di beberapa negara yang dinilai memberikan imbal hasil (return) rendah. Di antaranya adalah Indonesia, India, Korea Selatan, dan Uni Emirat Arab (UAE).

Rencana ini merupakan bagian dari prioritas strategi bisnis baru Stanchart untuk periode 2019-2021. Ini merupakan upaya bank asal Inggris tersebut untuk meningkatkan imbal hasil atas modal berwujud atau return of tangible equity (RoTE) secara global menjadi 10% pada 2021, dari sekitar 5% saat ini.

Dalam keterangan tertulisnya, Kepala Eksekutif Grup Stanchart Bill Winters mengatakan, selama tiga tahun terakhir mereka telah berupaya merombak bisnisnya secara fundamental . Tujuannya meraih pertumbuhan yang berkelanjutan dan meningkatkan imbal hasil atas modalnya hingga dua kali lipat.

"Kami akan mencapai ini dengan fokus tanpa henti pada keunggulan kompetitif terkuat yang kami miliki, mengurangi operasional yang return-nya rendah, meningkatkan inovasi dan produktivitas," ujar Winters dalam siaran pers Stanchart, Selasa (26/2).

(Baca: Stanchart Luncurkan Layanan Online Bantu Nasabah Pilih Investasi)

Di Indonesia, Stanchart hadir melalui Bank Permata dengan kepemilikan saham langsung 44,56%, dan PT Standard Chartered Bank Indonesia. Dalam materi presentasi yang disampaikan pada saat pengumuman prioritas strategis periode 2019-2021, Stanchart menilai operasionalnya di Indonesia tidak efisien karena kepemilikan ganda mereka di kedua bank tersebut.

Jadi, Stanchart memutuskan untuk mengeluarkan Bank Permata dari fokus bisnis mereka di Indonesia. Stanchart akan fokus pada bisnis korporasi dan bank investasi untuk mendorong pendapatan dari perusahaan-perusahaan multinasional, serta fokus pada platform digital yang saat ini mendisrupsi industri perbankan.

Winters mengatakan disrupsi teknologi pada sektor perbankan merupakan sebuah peluang. Optimisme Stanchart saat ini cukup besar dan relevan bagi klien dan mitranya yang paling kompleks sekalipun, dan cukup gesit untuk menghadapi disrupsi teknologi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...