Laju Positif Terhenti, IHSG Terkoreksi 0,26% Sepanjang Pekan Keenam

Happy Fajrian
11 Februari 2019, 05:00
BEI
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Bursa Efek Indonesia mengadakan konferensi pers mengenai Pengumuman Perdagangan Bursa Efek Indonesia 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan (27/12). Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan dirinya optimis dengan pergantian tahun ini, meski tahun depan memasuki tahun politik. Justru tantangan terbesar datang dari faktor eksternal yang tak bisa dihindari.

Tren kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak dimulainya tahun ini akhirnya terhenti pada pekan keenam atau memasuki pekan kedua di Februari 2019. IHSG ditutup terkoreksi sebesar 0,26% ke level 6.521,66 dari level 6.538,64 pada penutupan pekan sebelumnya. Perkembangan perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok menjadi sentimen yang membebani pergerakan IHSG dan bursa saham di Asia.

Mengawali pekan keenam, IHSG langsung bergerak turun 0,87% karena investor menghindari risiko menjelang libur tahun baru Imlek pada keesokan harinya. Setelah perdagangan dimulai kembali dua hari kemudian, pada Rabu (6/2) IHSG langsung melesat naik hingga 1,02% di dorong ekspektasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih tinggi daripada ekspektasi pasar, walaupun meleset dari asumsi makroekonomi yang ditargetkan pemerintah dalam APBN 2018.

Advertisement

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 sebesar 5,17%, sedangkan konsensus pasar sebesar 5,15%. Namun dalam asumsi makroekonomi APBN 2018, pertumbuhan ekonomi ditargetkan sebesar 5,4%. IHSG kembali tertekan 0,17% pada Kamis (7/2) setelah Bank Indonesia mengumumkan bahwa optimisme masyarakat mengalami penurunan dengan indeks keyakinan konsumen (IKK) Januari 2019 sebesar 125,5, lebih rendah dari periode Desember 2018 sebesar 127,0.

(Baca: Ekonomi Tumbuh, tapi di Bawah Target)

Di pengujung pekan keenam, pergerakan IHSG relatif minim sentimen dari dalam negeri, namun sepanjang pekan tersebut investor kian khawatir dengan perkembangan perundingan dagang antara AS dan Tiongkok yang belum juga menemukan titik temu. Apalagi tenggat waktu gencatan senjata tarif selama 90 hari sejak Desember 2018 akan segera berakhir pada awal Maret 2019. Kekhawatiran eskalasi perang dagang AS-Tiongkok membuat IHSG kembali tertekan sebesar 0,23%.

(Baca: Risiko Eskalasi Perang Dagang, IHSG dan Bursa Asia Kompak Terkoreksi)

Sebelumnya, perundingan dagang yang digelar pada 30-31 Januari 2019 tersebut berjalan dengan positif. Tiongkok dikabarkan telah bersedia meningkatkan impor produk pertanian dari AS. Namun sejumlah isu krusial lainnya seperti pencurian teknologi perusahaan AS oleh Tiongkok serta kebijakan transfer teknologi secara paksa bagi perusahaan AS yang beroperasi di Tiongkok, masih belum dibahas secara serius.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement