IHSG Naik 0,38%, Investor Asing Beli Bersih Saham Rp 928 Miliar

Indeks harga saham gabungan (IHSG) menutup perdagangan saham hari ini, Jumat (18/1) dengan catatan positif walau sempat terperosok ke zona merah di sesi I dan melalui sesi II dengan lebih banyak bergerak di zona tersebut. Namun, IHSG ditutup naik 0,38% ke posisi 6.448,16.
IHSG sempat terperosok ke zona merah ke level 6.416,79 pada akhir sesi I, dan sempat menyentuh level terendahnya hari ini di 6.409,09. Namun, 15 menit menjelang perdagangan ditutup investor memborong saham-saham di pasar modal sehingga IHSG langsung melesat naik ke posisi akhirnya hari ini.
Empat indeks sektoral berkontribusi besar dalam mendorong kinerja IHSG kembali ke zona hijau. Empat sektor tersebut yaitu aneka industri yang melesat naik hingga 1,93%, keuangan yang sempat terkoreksi tipis 0,06% pada sesi I berhasil naik 0,61%, infrastruktur naik 0,61%, dan tambang naik 0,61%.
(Baca: Investor Ambil Untung, IHSG Turun 0,11% Pada Sesi I)
Transaksi saham hari ini tercatat mencapai Rp 8,97 triliun dari 11,44 miliar saham yang diperdagangkan. Saham tersebut ditransaksikan sebanyak 395.107 kali. Sebanyak 216 saham berkinerja positif, 195 saham turun, dan 140 saham stagnan.
Sementara itu investor asing kembali membukukan pembelian bersih saham, walau nilainya tidak setinggi tiga hari perdagangan kemarin. Hari ini pembelian bersih investor asing senilai Rp 928,25 miliar dari seluruh pasar.
Saham-saham bank BUKU 4 kembali menjadi primadona investor asing. Saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) dibeli bersih asing senilai Rp 419 miliar, Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 199,6 miliar, Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 103,2 miliar.
Bank pelat merah lainnya, Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan Bank TAbungan Negara Tbk (BBTN) juga cukup banyak dibeli investor asing walau tidak sebesar tiga bank BUKU 4 lainnya. Pembelian bersih asing pada saham BMRI hanya Rp 16,4 miliar, dan Rp 1,3 miliar untuk BBTN.
(Baca: Dua Emiten Baru Resmi Melantai di Bursa Hari Ini)
Seperti diprediksi sebelumnya, saham-saham perbankan dan tambang berkontribusi besar dalam mendorong kinerja IHSG. Saham-saham perbankan melesat setelah Bank Indonesia menahan suku bunga acuannya, BI 7 days repo rate, pada level 6%. Dengan demikian, perbankan tidak perlu menyesuaikan bunga simpanan ataupun pinjamannya.
Sementara itu saham-saham di sektor tambang kinerjanya didorong oleh kenaikan harga batu bara dunia yang saat ini menembus level US$ 100 per metrik ton.