Penjamin Efek Harus Serap Saham yang Tidak Laku Lewat E-Book Building

Image title
17 Januari 2019, 18:28
BEI
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Bursa Efek Indonesia mengadakan konferensi pers mengenai Pengumuman Perdagangan Bursa Efek Indonesia 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan (27/12). Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan dirinya optimis dengan pergantian tahun ini, meski tahun depan memasuki tahun politik. Justru tantangan terbesar datang dari faktor eksternal yang tak bisa dihindari.

Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkirakan risiko-risiko saat pelaksanaan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) tetap ada untuk perusahaan penjamin efek (underwriter), meski sudah diterapkan pembukuan secara elektronik (e-book building)E-book building rencananya akan diterapkan pada pertengahan tahun ini.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, risiko tidak terserapnya saham pada masa penawaran tetap ada. Tidak terserapnya saham tersebut menjadi tanggung jawab underwriter, sehingga mereka harus menyerap sahamnya jika perjanjiannya komitmen penuh.

"Investor ritel saat arah ke offering sudah harus menyiapkan dana, dan pihak underwriter memastikan uangnya sudah masuk atau belum," kata Nyoman di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (17/1).

Dalam draft Surat Edaran (SE) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang pelaksanaan e-book building, alokasi saham (pulling allotment) untuk investor ritel akan bertambah dari yang saat ini di kisaran 1% saja. Misalnya, untuk nilai penawaran setara atau di bawah Rp 100 miliar, alokasi saham untuk investor ritel mencapai 15%.

(Baca: Bursa Indonesia Siapkan Sistem Penawaran Saham Perdana secara Online)

Dengan demikian, risiko saham yang tidak terserap oleh investor ritel pada saat masa penawaran menjadi makin besar. Sehingga tanggung jawab underwriter makin besar dalam menalangi dana yang tidak terserap oleh investor ritel tersebut.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...