Optimisme Ekonomi Topang IHSG Naik Sepekan, Dana Asing Deras Masuk

Happy Fajrian
14 Januari 2019, 02:58
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Presiden Joko Widodo (dua dari kanan) secara resmi melakukan penutupan perdagangan pasar modal seiring berakhirnya 2018 di PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan (28/12).

Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan kedua di 2019 kembali mencatatkan kinerja positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan kemarin naik 1,39% ke level 6.361,46 dari 6.274,54 pada penutupan pekan sebelumnya.

Senada dengan IHSG, nilai kapitalisasi bursa juga meningkat 1,45 persen menjadi Rp 7.218,11 triliun dari Rp 7.115,04 triliun pada penutupan pekan sebelumnya. Data rata-rata perdagangan harian juga ditutup positif, yaitu meningkat 22,25% menjadi Rp 9,19 triliun dari Rp 7,52 triliun pada penutupan pekan sebelumnya.

Sedangkan rata-rata volume transaksi harian meningkat 6,26 persen menjadi 12,76 miliar saham dari 12,01 miliar unit saham dari pekan sebelumnya dan untuk rata-rata frekuensi transaksi harian naik 34,13% menjadi 485,37 ribu kali transaksi dari 361,87 ribu kali transaksi.

(Baca: Investor Asing Borong Saham Rp 800 Miliar, IHSG Naik 0,52%)

Sementara itu investor asing mencatatkan beli bersih saham Rp 3,25 triliun. Sehingga sampai dengan pekan kedua di tahun 2019 investor asing telah mencatatkan beli bersih saham sebesar Rp 4,04 triliun.

Pada pekan kedua tahun 2019, terdapat tiga perusahaan tercatat yang baru saja melantai di bursa, yang pertama yaitu PT Sentra Food Tbk dengan kode saham FOOD resmi mencatatkan sahamnya dan menjadi perusahaan tercatat pertama yang go public pada tahun 2019.

Kemudian pada Kamis (10/1) BEI meresmikan dua perusahaan tercatat sekaligus, yaitu PT Estika Tata Tiara Tbk dengan kode saham BEEF dan PT Pollux Investasi Internasional Tbk dengan kode saham POLI.

Faktor penggerak bursa saham selama sepekan kemarin banyak dipengaruhi oleh sentimen yang berasal dari lingkungan domestik, yaitu inflasi bulan Desember 2018 yang mencapai level tertinggi dalam 11 bulan terakhir, naiknya indeks keyakinan konsumen (IKK), naiknya Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur, data penjualan eceran 2018 yang lebih baik dari tahun sebelumnya, serta cadangan devisa yang naik US$ 3,5 miliar pada Desember 2018 menjadi US$ 120,7 miliar.

(Baca: Survei BI: Penjualan Eceran 2018 Lebih Baik Dibandingkan 2017)

Walaupun secara keseluruhan inflasi 2018 sebesar 3,13% lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 3,61%. Namun Pemerintah menegaskan turunnya inflasi bukan karena turunnya daya beli masyarakat, namun karena Pemerintah berhasil mengendalikan harga.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...