Pemerintah Targetkan Ekonomi RI Kembali Tumbuh 5% Paling Lambat 2023

Image title
9 Juni 2020, 19:37
pertumbuhan ekonomi, pandemi corona, pandemi covid 19, dampak covid 19
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nz
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa kembali ke angka 5% paling lambat 2023.

Pandemi Covid-19 membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini berpotensi melambat hingga di bawah 5%. Meski demikian, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi dapat kembali tumbuh 5% paling lambat 2023.

"Target 2022 atau 2023, minimal kembali ke pertumbuhan 5%," kata Tim Asistensi Menko Perekonomian, Raden Pardede melalui konferensi video, Selasa (9/6).

Pada saat itu, dia memperkirakan penciptaan lapangan kerja dapat kembali pada posisi sebelum pandemi corona atau seperti pada 2019. Tingkat pengangguran dan angka kemiskinan juga diharapkan kembali kepada posisi sebelum pandemi. Namun dia memperkirakan, angka kemiskinan dan pengangguran tahun ini akan meningkat.

Adapun target paling lambat 2023 pertumbuhan ekonomi dapat kembali ke angka 5% menurut Raden karena Presiden Joko Widodo atau Jokowi menginginkan perekonomian Indonesia saat masa jabatannya habis pada 2024, sudah bangkit dari krisis akibat corona.

(Baca: Survei: Imbas Corona, Mayoritas Warga Anggap Ekonomi RI Saat Ini Buruk)

"Mungkin pak Presiden ingin meninggalkan legacy bahwa kalau dia berakhir di 2024 minimal keadaan sudah kembali pada posisi awal 2019," ujar dia.

Sebagaimana diketahui, pandemi corona telah membuat ekonomi Indonesia pada triwulan I 2020 hanya tumbuh 2,97% secara tahunan (year on year/yoy). Angka tersebut lebih rendah dari triwulan IV 2019 sebesar 4,97% dan lebih rendah dari kuartal I 2019 sebesar 5,07%.

Raden pun mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II akan jauh lebih rendah dari realisasi pertumbuhan pada triwulan I tahun ini. Bahkan dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi triwulan II akan negatif.

Setelah itu, perekonomian diperkirakan kembali bangkit mulai Juni mendatang. Kinerja perekonomian tersebut diperkirakan terus berangsur meningkat hingga vaksin ditemukan pada tahun depan. "Harapannya satu tahun lagi vaksin ditemukan dan perekonomian kembali pulih," katanya.

(Baca: Jokowi Harap Ekonomi RI Tidak Tumbuh Minus Akibat Pandemi Corona)

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan bahwa setidaknya butuh waktu lima tahun untuk memulihkan ekonomi RI dari dampak Covid-19.

"Saya bicara dengan World Bank di Washington, mereka menjelaskan dampak virus corona bisa sampai lima tahun baru income per kapita atau PDB suatu negara pulih kembali karena perekonomian global juga ikut terdampak," kata Luhut dalam diskusi daring, Selasa (2/6).

Menurut dia, Covid-19 saat ini telah memukul perekonomian 215 negara di seluruh dunia, termasuk Tiongkok yang merupakan negara asal virus tersebut. Tercatat, pertumbuhan ekonomi Negeri Panda telah terkontraksi hingga 6,8% dari sebelumnya tumbuh 6%.

Kondisi ini turut memukul seluruh perekonomian dunia lantaran Tiongkok berkontribusi 18% terhadap produk domestik bruto (PDB) dunia. Sedangkan di dalam negeri, pandemi ini berdampak terhadap turunnya devisa di enam sektor utama penyumbang PDB terbesar.

(Baca: Lima Negara Maju yang Terancam Resesi Ekonomi Akibat Pandemi Corona)

"Dampak Covid-19 memberikan tekanan terhadap enam sektor yang berkontribusi terhadap 69% dari total seluruh PDB pada kuartal pertama tahun ini," kata Luhut.

Kendati demikian, Luhut masih optimistis pertumbuhan ekonomi akan lebih dibandingkan negara-negara lainnya. Sebab, saat ini pertumbuhannya belum menyentuh level minus.

Reporter: Rizky Alika
News Alert

Dapatkan informasi terkini dan terpercaya seputar ekonomi, bisnis, data, politik, dan lain-lain, langsung lewat email Anda.

Dengan mendaftar, Anda menyetujui Kebijakan Privasi kami. Anda bisa berhenti berlangganan (Unsubscribe) newsletter kapan saja, melalui halaman kontak kami.
Advertisement

Artikel Terkait