BI Proyeksi Kemiskinan Bertambah jadi 30,3 Juta Orang Imbas Pandemi

Agatha Olivia Victoria
8 Juli 2020, 09:34
angka kemiskinan, pandemi corona, bank indonesia
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Potret warga miskin di bantaran Sungai Ciliwungm Jakarta. Bank Indonesia memproyeksikan angka kemiskinan di Indonesia tahun ini bertambah menjadi 30,3 juta jiwa imbas pandemi corona yang memukul berbagai sektor ekonomi.

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan angka kemiskinan naik 11,25% menjadi 30,3 juta orang tahun ini. Penyebabnya yaitu masih belum usainya pandemi virus corona di Tanah Air yang berdampak pada sektor pengangkutan, perdagangan, hotel, dan restoran (PHR), konstruksi, pengolahan, dan pertanian.

Berdasarkan bahan paparan Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Juda Agung dalam fit and proper test calon Deputi Gubernur BI di Komisi XI DPR, Selasa (7/7), perkiraan tersebut mengasumsikan sektor informasi dengan pendapatan tidak tetap dan kurang dari Rp 2 juta masuk di bawah garis kemiskinan.

Dengan demikian, bank sentral menilai pandemi berpotensi mengembalikan progres pengentasan kemiskinan yang telah dicapai 10 tahun terakhir dalam satu tahun.

Adapun proyeksi BI cukup tinggi jika dibandingkan dengan skenario berat Menteri Keuangan Sri Mulyani yang dinilai lebih moderat. Menkeu memperkirakan angka kemiskinan bertambah 1,1 juta orang menjadi 25,9 juta orang akibat pandemi.

(Baca: Strategi Bappenas Tahan Lonjakan Kemiskinan akibat Pandemi Corona)

Selain peningkatan kemiskinan dan kesenjangan ekonomi, menurut bank sentral, terdapat dua tantangan jangka pendek lainnya yang akan dihadapi Indonesia di era pandemi yakni meningkatnya risiko stabilitas sistem keuangan sebagai dampak Covid-19 serta anjloknya perekonomian.

Terdapat lima penyebab peningkatan risiko stabilitas sistem keuangan. Pertama, adanya kebijakan inward looking policy dalam ketegangan hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Kebijakan tersebut dipandang lebih luas dari sekedar perang dagang.

Kedua, menguatnya perilaku profit taking atau aksi ambil untung di pasar keuangan. Aksi tersebut membuat volatilitas harga di pasar keuanagn dan pergerakan arus modal meningkat cepat. Ketiga, percepatan perkembangan digitalisasi ekonomi. Hal tersebut juga diikuti oleh unintended consequences.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...