DPR Setujui Dana Talangan, Harga Saham Garuda dan Krakatau Melesat

Image title
16 Juli 2020, 19:58
harga saham garuda indonesia, harga saham krakatau steel, dana talangan pemerintah, dana talangan bumn
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

Harga saham dua emiten BUMN, Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dan Krakatau Steel Tbk (KRAS), pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (16/7) naik cukup signifikan. Harga saham GIAA naik 2,33% ke Rp 264 per saham, sedangkan KRAS melesat 4,44% ke level Rp 376 per saham.

Kenaikan harga saham dua emiten ini seiring DPR yang menyetujui kucuran dana pemerintah kepada sejumlah perusahaan pelat merah, termasuk Garuda Indonesia dan Krakatau Steel. Garuda akan mendapatkan dana talangan Rp 8,5 triliun, sedangkan Krakatau Steel memperoleh Rp 3 triliun.

Advertisement

Meski demikian analis menilai sentimen ini tidak akan berdampak signifikan terhadap harga sahamnya, dan hanya berpengaruh dalam jangka pendek. Pasalnya investor akan menanti penggunaan dana talangan tersebut.

"Kenaikan harga saham GIAA dan KRAS tidak akan berlangsung lama. Pelaku pasar akan melihat bukan dari sisi seberapa besar dana talangan tersebut, tapi seberapa besar serapan atas dana talangan tersebut," ujar Analis CSA Research Institute Reza Priyambada kepada Katadata.co.id, Kamis (16/7).

(Baca: DPR Setuju Pemerintah Kucurkan Rp 151 Triliun untuk BUMN Lewat 3 Skema)

Dia menambahkan, investor juga bakal mengamati berapa lama waktu yang dibutuhkan kedua emiten BUMN ini untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. Selain itu, pelaku pasar mengamati pemanfaatan dana talangan pada rencana bisnis perusahaan.

"Misalnya pada GIAA, apakah dana talangan ini digunakan untuk ekpansi bisnis kargo atau untuk pengembangan pasar dengan membuka rute penerbangan baru. Jadi kami melihat ini sentimennya lebih ke jangka pendek,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Anugrah Mega Investama Hans Kwee berpendapat saham KRAS lebih prospektif dibandingkan GIAA. Dia beralasan industri baja masih dibutuhkan, walaupun saat ini juga terpukul pandemi Covid-19. “Ke depan KRAS lebih prospek,” katanya.

Halaman:
Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement