Laba Semester I BCA Turun Akibat Pencadangan Kredit Seret Bengkak 167%

Image title
27 Juli 2020, 18:36
laba bersih bca, kredit macet bca, npl bca
Arief Kamaludin|KATADATA
Laba bersih BCA semester I 2020 turun 4,8% seiring lonjakan cadangan penurunan aset untuk mengantisipasi kredit seret atau NPL.

Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan penurunan laba bersih pada semester pertama 2020 ini sebesar 4,8% menjadi Rp 12,24 triliun jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu (year on year/yoy) sebesar Rp 12,86 triliun.

Salah satu penyebab tergerusnya laba bersih BCA adalah kenaikan nilai pencadangan penurunan nilai aset, dimana pada semester pertama 2020 sebesar Rp 6,54 triliun. Nilainya melonjak drastis 167,3% secara yoy dibandingkan Rp 2,44 triliun tahun lalu.

"Penurunan laba bersih yang tajam sekali, terutama memang dari CKPN (cadangan kerugian penurunan nilai) yang memang kami bentuk," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers secara virtual, Senin (27/7).

Pencadangan besar dilakukan pada periode triwulan II-2020 karena angkanya mencapai Rp 4,36 triliun. Angka tersebut, naik hingga 100% dibandingkan dengan pencadangan yang dilakukan oleh BCA pada triwulan I-2020 yang senilai Rp 2,17 triliun.

Jahja mengatakan bahwa kenaikan pencadangan oleh BCA dilakukan sejalan dengan peningkatan risiko turunnya kualitas kredit. Salah satu yang terlihat adalah pada rasio kredit bermasalah alias non-performing loan (NPL) pada Juni 2020 sebesar 2,1%, naik dibandingkan Juni 2019 yang sebesar 1,4%.

Dia mengakui bila pandemi Covid-19 berdampak pada perlambatan berbagai aktivitas bisnis di beragam industri, sehingga mengakibatkan lebih rendahnya permintaan kredit khususnya pada Maret hingga Juni 2020.

Meski begitu, BCA masih mampu mencatatkan penyaluran kredit menjadi Rp 595,13 triliun hingga Juni 2020, tumbuh sebesar 5,3% secara yoy dari Rp 565,23 triliun.

Pertumbuhan kredit ditopang oleh segmen korporasi yang sebesar Rp 257,9 triliun, meningkat 17,7% dibandingkan periode sama sebelumnya. Sementara kredit komersial dan UKM, tercatat turun 0,9% secara tahunan menjadi Rp 184,6 triliun.

Total portofolio kredit konsumer turun 5,1% secara yoy menjadi Rp 146,9 triliun, dimana kredit pemilikan rumah (KPR) tumbuh flat 0,3% secara tahunan menjadi Rp 91,0 triliun.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...