Pencadangan Naik, Laba Bersih BTN Semester I 2020 Anjlok 41%
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk berhasil mencetak laba bersih senilai Rp 768 miliar pada semester I 2020. Namun, capaian laba bersih tersebut anjlok hingga 41% dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 1,3 triliun.
Penurunan laba bersih ini karena BTN menyiapkan rasio pencadangan yang cukup besar, dimana semester I 2020, Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) melonjak ke level 107,9% terhadap kredit yang disalurkan. Posisi CKPN tersebut melesat jauh dari 37,87% pada periode yang sama tahun lalu.
Meski demikian Direktur Utama BTN Pahala Mansury menyatakan perolehan laba bersih pada semester I ini melebihi ekspektasi. "Kami optimistis, hingga akhir tahun nanti target laba BTN masih on-track, sejalan dengan mulai adanya peningkatan permintaan kredit pada Juni 2020," ujarnya, Senin (3/8).
Pahala mengatakan bahwa pemupukan pencadangan yang besar tersebut merupakan inisiatif BTN dalam rangka menjaga kualitas pertumbuhan bisnis di tengah pandemi Covid-19.
Seperti diketahui, penyaluran kredit dan pembiayaan BTN pada semester I 2020 ini mampu tumbuh meski hanya 0,32% secara tahunan (year on year/yoy). Dari Rp 251,04 triliun kredit tersalurkan pada semester I 2019, menjadi Rp 251,83 triliun di periode yang sama tahun ini.
Kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi BTN, terekam menjadi penyumbang pertumbuhan kredit perusahaan secara keseluruhan karena porsinya 45,11% dari total portofolio kredit. KPR subsidi tumbuh 5,84% dari Rp 107,34 triliun menjadi Rp 113,61 triliun.
Sementara, di segmen KPR non-subsidi seperti kredit perumahan dan kredit konstruksi, totalnya penyalurannya mencapai Rp 193,49 triliun pada enam bulan pertama tahun ini. Catatan tersebut mampu tumbuh sebesar 2,47% secara tahunan dari Rp 188,82 triliun.